• Minggu, 21 Desember 2025

Indonesia Mau Gabung BRICS, Pengaruh AS di Asia Tenggara Akan Meredup

Photo Author
- Sabtu, 22 Oktober 2022 | 04:00 WIB


KONTEKS.CO.ID - Indonesia dapat sepenuhnya bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan). Demikian disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Tavares.





"Saya mendengar presiden saya berbicara untuk itu (keanggotaan penuh dalam integrasi) selama KTT BRICS. Ada kemungkinan bagi Indonesia untuk bergabung sepenuhnya dengan BRICS," katanya, seraya menambahkan bahwa kedutaan belum menerima informasi tambahan tentang itu.





Jakarta akan membahas peran masa depannya dan berfikir matang sebelum mengambil keputusan ini. Salah keuntungan bergabung adalah BRICS memiliki bank pembangunan sebagai salah satu nilai tambah. Sebelumnya, Ketua Dewan Federasi Rusia Valentina Matviyenko mengatakan Indonesia ingin bergabung dengan format BRICS.





Tak hanya Indonesia, beberapa negara lainnya seperti Arab Saudi, Turki, dan Mesir juga tengah dalam proses aksesi.





-




Negara-negara BRICS menyumbang lebih dari 40% dari populasi global, hampir seperempat dari PDB dunia dan nilai perdagangan negara-negara tersebut mencakup 18% nilai total perdagangan dunia. Tujuan yang dinyatakan blok itu termasuk mempromosikan perdamaian, keamanan, pembangunan, dan kerja sama secara global, dan berkontribusi pada pengembangan kemanusiaan.





pendiri Lippo Group Mochtar Riady dalam sebuah seminar di Beijing, pada Juni lalu mengatakan negara-negara BRICS sendiri adalah masyarakat ekonomi yang besar dan lima negara itu memiliki keunggulan masing-masing. Tiongkok diberkati dengan mata rantai pasokan yang paling komprehensif [di dunia], India punya mata rantai rantai industri padat karya, Rusia sangat kuat di bidang militer dan manufaktur, sementara Brasil dan Afrika Selatan kaya dengan sumber daya mineral dan pertanian.





Bank pembangunan BRICS adalah New Development Bank (NDB) dan sejak didirikan, bank tersebut sudah membiayai 80 proyek pembangunan dan memberikan pinjaman senilai US$ 30 miliar. Lima negara anggota ini memang memiliki skala ekonomi luar biasa. Pada 2021 saja, nilai perdagangan di antara mereka sudah mencapai US$ 8,55 triliun atau naik 33,4% dari tahun sebelumnya. ***


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fauzan Luthsa

Tags

Terkini

X