• Senin, 22 Desember 2025

China-AS Sepakati Kerangka Dagang Baru, Rare Earth dan Teknologi Jadi Fokus

Photo Author
- Minggu, 29 Juni 2025 | 14:45 WIB
Berbagai mata uang asing yang berlaku global. (unsplash.com)
Berbagai mata uang asing yang berlaku global. (unsplash.com)

 

KONTEKS.CO.ID - Pemerintah China secara resmi mengonfirmasi tercapainya kesepakatan kerangka dagang baru dengan Amerika Serikat (AS) yang mencakup pelonggaran pembatasan pada ekspor logam tanah langka (rare earth) dan teknologi. Pengumuman tersebut dirilis oleh Kementerian Perdagangan China pada Jumat, 28 Juni 2025 sore.

Dalam pernyataannya, Kementerian menyebut bahwa pihaknya akan meninjau dan menyetujui aplikasi ekspor untuk barang-barang yang masuk dalam aturan pengendalian ekspor.

Sebagai timbal balik, AS akan mencabut sejumlah langkah pembatasan yang selama ini diberlakukan terhadap Beijing, termasuk di sektor teknologi dan kebijakan visa pelajar. Namun, kedua pihak belum merinci jenis barang atau pembatasan yang akan dicabut.

"Ini adalah hasil dari kerja sama yang penuh semangat dan niat baik antara kedua negara," demikian dikutip pernyataan resmi Kementerian Perdagangan China.

Baca Juga: Besok Ada BTN Jakarta International Marathon 2025, Dishub DKI Tutup 32 Ruas Jalan Mulai Pukul 03.30 WIB

Hasil Pembicaraan Tingkat Tinggi

Kesepakatan ini dicapai dalam rangkaian pembicaraan tingkat tinggi antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di London, awal Juni lalu. Pertemuan tersebut berlangsung di tengah ketegangan yang meningkat akibat lambatnya pelonggaran ekspor rare earth oleh China serta pembatasan teknologi dan visa dari pihak AS.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengklaim telah "menandatangani kesepakatan dengan China", yang kemudian diklarifikasi oleh pejabat Gedung Putih sebagai pemahaman tambahan atas pelaksanaan kesepakatan Jenewa.

Kesepakatan Jenewa pada pertengahan Mei lalu menjadi landasan bagi penangguhan tarif dagang selama 90 hari, serta pencabutan sebagian pembatasan perdagangan lainnya antar kedua negara.

Baca Juga: Jadwal Turnamen Bulu Tangkis Sepanjang Juli 2025, dari Canada Open, Japan Open, hingga Asia Junior di Solo

Analis: Detail Masih Kabur

Meski dianggap sebagai langkah positif dalam meredakan ketegangan, para analis menilai rincian kesepakatan masih belum jelas.

“Pernyataan ini menggembirakan, tapi kita tetap harus realistis,” kata Alfredo Montufar-Helu, penasihat senior untuk China Center di The Conference Board.

Ia menyoroti tidak adanya detail mengenai jenis rare earth yang dibebaskan dari pembatasan, meskipun disebutkan bahwa komponen magnet menjadi salah satu fokus.

Kedua negara disebut masih memperlakukan logam tanah langka sebagai instrumen negosiasi strategis, sehingga hambatan ekspor kemungkinan tetap ada dalam beberapa bentuk.

Baca Juga: Daniel Marthin Dijenguk Rekan-rekannya di Pelatnas, Pasangan Ganda Putranya Shohibul Fikri Beri Pesan Khusus

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X