KONTEKS.CO.ID - Ketika langit Iran dihiasi cahaya ledakan dan sirene meraung sejak Jumat lalu, pernyataan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, pada Senin 16 Juni 2025 terdengar seperti nada berbeda di tengah kegaduhan.
Ia menegaskan bahwa negaranya tidak tertarik memiliki bom nuklir.
Baginya, kekuatan sebuah bangsa tidak harus dibangun lewat kehancuran massal.
Baca Juga: Legenda Manchester United Sebut Antony Layak Dapat Kesempatan Kedua, tapi Tidak untuk Garnacho!
Namun jangan salah, Iran juga tidak akan tinggal diam ketika hak-haknya, termasuk hak atas pengembangan energi nuklir untuk kebutuhan sipil dan riset ilmiah, coba direbut secara sepihak oleh negara lain.
Itu garis batasnya.
Serangan Tiga Titik: Natanz, Isfahan, dan Fordow Dihantam Israel
Konflik ini pecah ketika Israel meluncurkan operasi militer yang menyasar tiga fasilitas nuklir strategis Iran.
Natanz dan Isfahan sudah lama dikenal sebagai pusat pengayaan uranium, sementara Fordow adalah fasilitas yang dibangun di bawah tanah—tangguh tapi bukan tak terkalahkan.
Baca Juga: Helsinki dan UU 1956 Tak Atur Batas 4 Pulau, Yusril: Nanti Ketemu Muzakir Manaf dan Bobby
Hantaman rudal bukan hanya menimbulkan kehancuran fisik, tapi juga memicu guncangan seismik hingga 2,5 skala Richter.
Ledakan itu turut menimbulkan ketakutan warga sipil yang berada di dekat lokasi.
Korban Berjatuhan, Iran Berduka
Data korban yang masuk dalam empat hari terakhir sungguh memprihatinkan.
Dari Iran, setidaknya 224 orang meninggal dunia, dan lebih dari 1.200 lainnya mengalami luka-luka.
Artikel Terkait
Air India, Kecelakaan Fatal Pertama dalam Sejarah Boeing 787 yang Punya Catatan Keselamatan Nyaris Sempurna
Iran Tolak Negosiasi Gencatan Senjata Saat Diserang Israel
10 WNI, Termasuk Zaskia Mecca dan Wanda Hamidah Ikut Global March to Gaza Terjebak di Mesir: Ditunggu Mobil Tahanan di Depan Hotel
Pakar Keamanan Israel Sebut Potensi Kota di Israel Hancur Total Diserang Iran
Kecelakaan Balon Udara di Turki, 1 Orang Tewas, 19 Turis Indonesia Jadi Korban