KONTEKS.CO.ID - Perusahaan otomotif listrik raksasa asal Tiongkok, BYD, sedang menghadapi masa-masa sulit di pasar domestiknya.
Qiancheng Holdings, salah satu jaringan dealer terbesar BYD yang bermarkas di Provinsi Shandong, tiba-tiba menghentikan seluruh operasinya dan mengejutkan industri otomotif lokal.
Penutupan ini berdampak langsung pada lebih dari 20 showroom yang tersebar di kota-kota besar seperti Jinan dan Weifang.
Baca Juga: Mahfud MD Mantap Tuding Budi Arie Terlibat Kasus Judol: Patut Diduga Keras, Bukan Fitnah!
Tak hanya itu, lebih dari seribu pelanggan kini terkatung-katung tanpa layanan purna jual yang memadai.
Konflik Internal BYD dan Qiancheng
Qiancheng menyebut perubahan kebijakan dari pihak BYD sebagai pemicu krisis, terutama terkait distribusi unit dan tekanan finansial yang terjadi secara mendadak.
Di sisi lain, BYD menuding Qiancheng terlalu gegabah dalam berekspansi—melaju kencang tanpa rem keuangan yang memadai.
Baca Juga: Kiromal Katibin Juara Piala Dunia Panjat Tebing 2025, Bendera Indonesia Berkibar di Prancis
Tegangan ini menunjukkan tantangan besar bagi BYD, yang selama ini dikenal agresif memperluas jaringan dealer untuk memperkuat dominasinya di pasar kendaraan listrik.
Kekayaan Wang Chuanfu Kembali Disorot
Di tengah badai krisis yang melanda, justru nama Wang Chuanfu—pendiri sekaligus CEO BYD muncul ke permukaan dan jadi sorotan utama.
Bukan karena langkah penyelamatan perusahaan, melainkan karena lonjakan harta kekayaannya yang mencengangkan.
Artikel Terkait
Hubungan AS-China Kembali Memanas, Saling Menyalahkan Pelanggaran Kesepakatan Dagang
Pemilihan Presiden Korea Selatan Dimulai, Lee Jae-myung dan Kim Moon-soo Bersaing Ketat
Elon Musk Tepis Tuduhan Penggunaan Narkoba, Fokus pada Misi Pemerintahan Trump
Jelang Puncak Haji, Besok Jutaan Jemaah Didorong ke Padang Arafah untuk Wukuf
Jelang Wukuf, Mendadak Pemerintah Arab Saudi Batalkan Program Tanazul bagi Jemaah Haji Indonesia