• Senin, 22 Desember 2025

Gebrakan Bersejarah Kepausan Era Paus Fransiskus: 4 Perempuan Bantu Memimpin Vatikan

Photo Author
- Sabtu, 26 April 2025 | 01:27 WIB
Paus Fransiskus menyapa Suster Simona Brambilla, superior jenderal Suster Misionaris Consolata, di Clementine Hall, 5 Juni 2017, di Vatikan.  (Foto: L'Osservatore Romano/CNA)
Paus Fransiskus menyapa Suster Simona Brambilla, superior jenderal Suster Misionaris Consolata, di Clementine Hall, 5 Juni 2017, di Vatikan. (Foto: L'Osservatore Romano/CNA)


KONTEKS.CO.ID - Sepanjang masa Kepausannya, Paus Fransiskus acapkali mengambil langkah-langkah bersejarah bagi Vatikan.

Di masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus mengangkat dan mengintegrasikan perempuan ke dalam peran kepemimpinan di Vatikan.

Sejak menjabat pada 2013, jumlah pegawai perempuan yang bekerja di Vatikan meningkat dari sekitar 850 pada awal masa Kepausannya menjadi hampir 1.200 pada tahun 2023, menurut laporan Vatican News.

Baca Juga: Kementerian Pertahanan Menjawab Usulan Forum Purnawirawan Prajurit TNI Lengserkan Wapres Gibran

Pada tahun 2023, lebih dari 1 dari 4 pegawai Kuria Roma —kelompok biro yang mendukung paus dalam mengatur Gereja— adalah perempuan.

Sambil meningkatkan kesempatan bagi perempuan di Gereja, mendiang Bapa Suci secara konsisten mempertahankan ajaran Katolik bahwa imamat diperuntukkan bagi laki-laki.

Dia mengatakan, gereja perlu mempertahankan "prinsip Petrus" yang maskulin dalam hal pelayanan serta sifat femininnya sebagai pasangan, yang disebutnya "prinsip Maria". 

Baca Juga: Siapa Pebulu Tangkis Terbaik Indonesia Sepanjang Masa? Ini Jawaban Tegas Gemini AI Google

Paus kelahiran Argentina itu percaya perempuan sangat mampu berpartisipasi secara langsung di gereja, terutama dalam "cara administratif". Bahkan menyebut perempuan menjadi manajer yang lebih baik daripada laki-laki dan telah menjalankan banyak hal sejak Taman Eden.

Dalam sebuah wawancara di tahun 2022, dia berbicara tentang martabat perempuan yang mencerminkan sifat feminin dan suami-istri gereja.

“Gereja yang hanya memiliki prinsip Petrus akan menjadi gereja yang menurut orang-orang hanya terbatas pada dimensi pelayanannya, tidak ada yang lain,” katanya. “Namun, gereja lebih dari sekadar pelayanan. Gereja adalah seluruh umat Allah. Gereja adalah perempuan. Gereja adalah pasangan. Oleh karena itu, martabat perempuan tercermin dengan cara ini.”

Baca Juga: Kardinal Suharyo Mengaku Tak Punya Persiapan Khusus Ikut Pemilihan Paus Baru alias Konklaf

Pada bulan Maret 2022, Paus menetapkan dalam Praedicate Evangelium (Khotbahkan Injil) bahwa setiap anggota umat beriman dapat memenuhi syarat untuk memimpin dikasteri Vatikan.

Perempuan menjadi anggota pemilih dalam sinode tahun 2023 untuk pertama kalinya dalam sejarah gereja Katolik. Paus juga membuka peran keanggotaan penuh bagi perempuan di dikasteri Vatikan -yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi para kardinal dan uskup.

Pada bulan Januari, Pope Prancis menandai tonggak sejarah lain dalam Kepausannya dengan menunjuk Suster Simona Brambilla sebagai wanita pertama yang pernah mengepalai dikasteri Vatikan —Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Apostolik.

Baca Juga: Amerika Serikat Keluhkan Kebijakan Halal di Indonesia

Saat gereja merenungkan warisan Fransiskus dan kepercayaan yang diberikannya kepada para wanita untuk membantu memimpin Gereja, CNA mencermati lebih dekat empat suster religius yang ditunjuk untuk beberapa peran kepemimpinan tingkat tinggi di Vatikan.

Pada bulan Januari, Suster Simona Brambilla menjadi wanita pertama yang mengepalai dikasteri Vatikan.

Sebagai prefek Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Apostolik, ia mengawasi sekitar 700.000 pria dan wanita religius di seluruh dunia.

Kemudian Brambilla, 60, adalah anggota ordo religius Consolata Missionaries dan menjabat sebagai superior jenderal ordo tersebut selama lebih dari satu dekade.

Dia adalah seorang suster misionaris di Mozambik pada akhir tahun 1990-an dan perawat profesional mengajar di Universitas Kepausan Gregorian di Institut Psikologi.

Paus Fransiskus mengangkat Brambilla pada bulan Desember 2024 sebagai anggota Dewan Biasa Sekretariat Jenderal Sinode, yang membantu mempersiapkan sidang umum biasa Sinode para Uskup.

Pada bulan Juli 2019, ia — bersama enam perempuan lainnya — menjadi anggota perempuan pertama dari Departemen Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Apostolik. Ia kemudian menjadi sekretaris departemen tersebut.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X