• Senin, 22 Desember 2025

Bukan Pneumonia, Vatikan Ungkap Penyakit yang Membuat Paus Fransiskus Wafat

Photo Author
- Selasa, 22 April 2025 | 08:13 WIB
Ilustrasi serangan jantung yang bisa menyebabkan kematian. Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia wafat bukan karena penyakit yang pneumonia. (Tumisu-Pixabay)
Ilustrasi serangan jantung yang bisa menyebabkan kematian. Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia wafat bukan karena penyakit yang pneumonia. (Tumisu-Pixabay)


KONTEKS.CO.ID - Vatikan akhirnya merilis penyebab meninggalnya Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik Roma di Amerika Latin.

Menurut Vatikan, Paus meninggal pada hari Senin setelah menderita stroke dan serangan jantung.

Beliau wafat di usia 88 tahun. Sebelumnya banyak orang mengira pemimpin umat Katolik dunia itu mangkat karena penyakit pneumonia gandanya. Sakit yang membuatnya dirawat di rumah sakit selama sebulan lebih lamanya.

Baca Juga: Menpora Minta PP PBSI Lakukan Bidding Tuan Rumah Piala Sudirman 2027

Kematiannya mengejutkan banyak orang. Sebab Paus sempat hadir menyapa para peziarah di Lapangan Santo Petrus.

Pemimpin suci itu menghampiri umat Kristiani dengan mobil terbuka pada hari Minggu Paskah, yang menunjukkan bahwa pemulihannya berjalan dengan baik.

"Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus," kata Kardinal Kevin Farrell saat mengumumkan kematiannya di saluran TV Vatikan, mengutip Reuters, Selasa 22 April 2025.

Baca Juga: Unggah Foto Kebersamaan, KH Haedar Nashir Akui Paus Fransiskus Tokoh Katolik yang Sederhana dan Humoris

Beliau wafat pada Senin pukul 07.35. "Fransiskus meninggal karena stroke dan serangan jantung yang tidak dapat disembuhkan," kata dokter Vatikan, Andrea Arcangeli dalam surat keterangan kematian, yang dirilis oleh Vatikan.

Surat itu menambahkan bahwa Paus mengalami koma sebelum meninggal. Selain infeksi paru-paru yang dialaminya baru-baru ini, mendiang juga menderita tekanan darah tinggi dan diabetes.

Seorang Juru Bicara Vatikan mengatakan, peti jenazah Paus mungkin akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus paling cepat pada Rabu pagi agar umat beriman dapat memberikan penghormatan terakhir.

Baca Juga: Kardinal Suharyo Cerita Kesederhanaan Paus yang Tak Banyak Orang Tahu: Tinggalkan Istana Kepausan, Rayakan Ulang Tahun dengan Pengemis

Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pemakaman, tetapi Vatikan mengatakan, biasanya pemakaman akan berlangsung antara Jumat dan Minggu. Sekelompok kardinal dijadwalkan bertemu pada Selasa untuk membahas rencana tersebut.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan menghadiri upacara tersebut, yang diperkirakan akan dihadiri puluhan pemimpin dunia lainnya di Roma.

Pausnya Orang Miskin

Sementara itu, negara asal Fransiskus, Argentina, menetapkan tujuh hari berkabung, seperti halnya Brasil. "Paus kaum miskin telah meninggalkan kita, Paus kaum terpinggirkan," kata Jorge Garcia Cuerva, Uskup Agung Buenos Aires, jabatan yang pernah dipegang Fransiskus.

Baca Juga: Baca Peluang di Musim Haji 2025, Indosat Bikin Paket Tri Ibadah

Fransiskus pada hari Minggu tampil di depan publik untuk pertama kalinya sejak keluar dari rumah sakit pada tanggal 23 Maret setelah dirawat selama 38 hari karena pneumonia. Ia sesekali melambaikan tangan kepada umat dan menyapa seorang anak yang ada didekatnya.

Dalam pesan Minggu Paskah yang dibacakan dengan lantang oleh seorang ajudan saat Paus menyaksikan dari balkon utama Basilika Santo Petrus, Paus telah menegaskan kembali seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza - konflik yang telah lama ditentangnya.

Di Vatikan, penduduk setempat, wisatawan, dan peziarah yang berkunjung untuk merayakan Paskah mengungkapkan keterkejutan dan kesedihan mereka.

Baca Juga: Pernah Berkonflik, Trump Perintahkan Pengibaran Bendera Amerika Setengah Tiang untuk Menghormati Paus Fransiskus

"Ini adalah sesuatu yang benar-benar menyentuh hati," kata Emanuela Tinari dari Roma. "Dia adalah seorang Paus yang mendekatkan begitu banyak orang dengan gereja. Dia tidak dihargai oleh semua orang. Namun, dia jelas dihargai oleh orang-orang biasa."

Pertemuan Terakhir

Para dokter telah meresepkan dua bulan istirahat ketika Paus meninggalkan rumah sakit bulan lalu, tapi ia muncul dalam sejumlah kesempatan.

Pope Francis bertemu dengan Raja Inggris Charles pada bulan April. Lalu mengadakan pertemuan singkat pada hari Minggu dengan Wakil Presiden AS JD Vance yang sedang berkunjung.

Baca Juga: Kardinal Kevin Farrell Pimpin Upacara Keagamaan Mendiang Paus Fransiskus

Para pemimpin dunia memuji upayanya untuk mereformasi Gereja di seluruh dunia dan menyampaikan belasungkawa kepada 1,4 miliar umat Katolik di dunia. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X