“Para Profesor ini yang seperti menjawab keinginan almarhumah supaya saya menulis memoar. Buku ini sebetulnya, kalau saya menulis memoar isinya juga itu. Karena setelah 10 tahun saya mendapatkan amanah dari rakyat, saya ingin melaporkan kepada rakyat, dari berbagai sisi penugasan,” kata SBY.
SBY juga menjelaskan pergulatan pemikirannya mengenai demokrasi, kebebasan berpikir dan berekspresi serta perkenalan dan persahabatannya dengan Dubes Heri Akhmadi.
“Saat saya menjadi Menteri Pertambangan dan Energi tahun 1999 Dubes Heri menjadi anggota DPR RI. Tapi jauh sebelum itu saya juga sudah mengenal saat Bapak Heri menjadi aktivis ulung mahasiswa ITB tahun 1977 – 1978,” katanya.
Baca Juga: Tak Ada Tekanan, Dokter Richard Lee Berhenti Review Skincare Abal-abal: Saya Nggak Ikut-ikutan Lagi
SBY kemudian menjelaskan kalau saat dirinya adalah prajurit berpangkat Letnan Dua Brigade Infanteri Lintas Udara Kostrad. Pada saat itu student protest cukup tinggi.
Pemerintah kata SBY, menempatkan satuan-satuan militer karena demonstrasi mahasiswa dianggap mengganggu stabilitas nasional.
“Saya selaku prajurit muda berdiskusi, lalu berpendapat, bahwa yang disampaikan mahasiswa itu adalah kebebasan berpendapat. Saya katakan bahwa saya respect dan we love democracy, terus kenapa kita menjadi gusar? Kecuali jika para mahasiswa pada saat itu melawan hukum atau buat onar. Begitu cara berpikir masa itu,” ujar SBY berkisah.
Baca Juga: Tunjangan Sertifikasi Guru Akan Cair di Tahun 2025, Segera Cek Info GTK
Kehadiran SBY saat ini didampingi Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal dan mantan Juru Bicara Kepresidenan Bidang Dalam Negeri Andi Alfian Malarangeng serta sejumlah fungsionaris Partai Demokrat seperti Syarief Hasan.
Diskusi berlangsung hangat, dan kepada para mahasiswa Indonesia di Jepang, SBY memastikan Indonesia akan lebih baik kedepannya meski saat ini tengah mengalami pasang surut.
“Saya trust kepada Bapak Prabowo. Saya sudah sampaikan ke Bapak Presiden agar lakukan komunikasi yang efektif. Harapan saya, apa yang disampaikan mahasiswa dan rakyat bisa ditanggapi baik oleh pemerintah. Jika bagus harus diterima. Ingat, Pemimpin yang disconect itu bahaya. Tapi juga harus diingat, freedom of speech tetap harus di kontrol. Masa depan kita cerah. Mari bersama wujudkan itu,” katanya.
Baca Juga: Jejak Sejarah Kolak di Nusantara, Lebih dari Sekadar Hidangan Berbuka Puasa
Profesor Takashi Shiraishi mengatakan buku ini menceritakan kepemimpinan SBY dalam menjaga demokrasi Indonesia.
“Informasi terpenting yang mungkin bisa didapat jika membaca buku ini adalah bagaimana SBY membuat Indonesia kembali ke jalur. Baik terkait stabilitas politik dan pembangunan ekonomi serta demokrasi. Ini bukan tugas yang mudah. Ada banyak yang harus dilakukan SBY dan dia harus mempertimbangkan banyak faktor dan itu berhasil. Kepemimpinan dan cara berpikir SBY merupakan sesuatu yang bisa anda pelajari (dari buku ini),” ujar Takashi Shiraishi.
Artikel Terkait
Tokyo Mew Mew New dan Fakta Menariknya
Copas Transmigrasi ala Presiden Soeharto, Jepang Imingi Warga Tokyo Insentif hingga Rp365 Juta untuk Pindah ke Desa
Jeans Selvedge Raw Denim SOE Jakarta dan Texture Play Alexalexa Meriahkan New Energy Tokyo 2025
KBRI Tokyo dan KMII Jepang Gelar Rangkaian Kegiatan Semarakkan Ramadan 2025
Saat AS Mau Out, SBY Serukan Penguatan PBB di Tokyo Conference 2025