• Minggu, 21 Desember 2025

Populasi Kurang dari 800 Ekor, Orang Utan Tapanuli Terancam Punah akibat Banjir Besar

Photo Author
- Selasa, 16 Desember 2025 | 15:15 WIB
Orang utan Tapanuli (Istimewa)
Orang utan Tapanuli (Istimewa)

KONTEKS.CO.ID - Banjir besar yang melanda Indonesia dinilai sebagai gangguan berskala kepunahan bagi orang utan Tapanuli, spesies kera besar paling langka di dunia.

Para ilmuwan memperingatkan bencana tersebut menimbulkan kerusakan serius terhadap habitat dan masa depan kelangsungan hidup satwa endemik Sumatra itu.

Orang utan Tapanuli baru ditetapkan secara ilmiah sebagai spesies tersendiri pada 2017.

Baca Juga: Durian Beku Indonesia Masuk Pasar China, Ini Standar Ketat dan Potensi Nilainya

Populasinya sangat terbatas, dengan jumlah kurang dari 800 individu yang seluruhnya hidup di wilayah kecil di Pulau Sumatra.

Kelompok konservasi menyebut satu individu orang utan yang diduga Tapanuli telah ditemukan mati di kawasan terdampak banjir.

“Kehilangan satu orang utan saja merupakan pukulan yang sangat berat bagi kelangsungan hidup spesies ini,” kata Panut Hadisiswoyo, pendiri sekaligus Ketua Orangutan Information Centre (OIC).

Baca Juga: Pemerintah Cabut 22 Izin Pemanfaatan Hutan Seluas 1 Juta Hektare

Berdasarkan analisis citra satelit yang dikombinasikan dengan data sebaran habitat orang utan Tapanuli, banjir bandang yang terjadi bulan lalu diduga menghancurkan kawasan satwa liar di wilayah Batang Toru.

Para ilmuwan memusatkan kajian pada kawasan West Block, wilayah dengan kepadatan orangutan Tapanuli tertinggi dari tiga habitat yang diketahui.

Sebelum bencana, kawasan ini diperkirakan menjadi rumah bagi sekitar 581 individu.

Baca Juga: Di Hadapan Prabowo, Maruarar Ungkap 139 Ribu Rumah Rusak Akibat Bencana Sumatra

“Di sana, kami memperkirakan antara enam hingga 11 persen orang utan kemungkinan besar tewas,” ujar Erik Meijaard, ahli konservasi orangutan, seperti dikutip dari AFP.

“Segala bentuk kematian orang utan dewasa yang melebihi satu persen akan mendorong spesies menuju kepunahan, berapa pun jumlah populasi awalnya,” ia menambahkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X