Freeport Deklarasi Force Majeure di Tambang Grasberg, Aktivitas Diperkirakan Normal Lagi 2027

KONTEKS.CO.ID - Freeport McMoRan telah mendeklarasikan terjadi force majeure di tambang Grasberg block cave, Indonesia, setelah insiden semburan lumpur besar mengganggu operasi.

Perusahaan memperkirakan akan terjadi penurunan penjualan tembaga dan emas akibat gangguan tersebut.

Menurut Freeport, sekitar 800 ribu ton material basah masuk ke dalam tambang pada 8 September, memengaruhi beberapa level termasuk area layanan penting.

Baca Juga: Polri Sita Uang Rp204 Miliar Hasil Pembobolan Rekening Dormant

Perusahaan mengonfirmasi adanya dua korban jiwa hingga 20 September, sementara upaya pencarian dan evakuasi masih berlangsung untuk lima orang yang hilang.

Pada 9 September, Freeport mengumumkan penghentian sementara operasi tambang demi memprioritaskan misi penyelamatan.

Insiden ini menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur tambang, termasuk peralatan bergerak, sistem rel, serta instalasi listrik.

Baca Juga: Satgas Khusus Kamseltibcarlantas Urai Horor Macet karena Perbaikan GT Dalam Kota

Freeport saat ini sedang menyelidiki penyebab insiden dengan melibatkan pakar eksternal.

Proses investigasi diperkirakan selesai pada akhir 2025.

Ketua Dewan Freeport Richard Adkerson dan Presiden sekaligus CEO Kathleen Quirk menyampaikan duka atas rekan kerja yang hilang dalam insiden tragis ini.

Baca Juga: Sejalan dengan WHO, BPOM Bantah Klaim Parasetamol Picu Autisme

“Kami baru-baru ini mengunjungi lokasi untuk memberikan dukungan kepada keluarga, serta mengapresiasi upaya luar biasa dari PT Freeport Indonesia dan tim tanggap darurat,” katanya.

Tambang Grasberg menyumbang setengah dari cadangan tambang Freeport dan 70% dari proyeksi produksi tembaga dan emas perusahaan hingga 2029.