• Minggu, 21 Desember 2025

Prof Bambang Sudarmanta Sebut BBM Campuran Bioetanol Aman untuk Mesin Kendaraan, tapi Jangan Keblabasan

Photo Author
- Selasa, 11 November 2025 | 12:38 WIB
Ahli konversi energi ITS, Prof Bambang Sudarmanta, saat menhelaskan jalannya proses pembakaran dalam mesin kendaraan terkait penggunaan BBM bioethanol 10 persen. (Foto: ITS)
Ahli konversi energi ITS, Prof Bambang Sudarmanta, saat menhelaskan jalannya proses pembakaran dalam mesin kendaraan terkait penggunaan BBM bioethanol 10 persen. (Foto: ITS)

KONTEKS.CO.ID – Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Bambang Sudarmanta angkat bicara terkait rencana pemerintah mewajibkan pencampuran bahan bakar minyak (BBM) dengan bioetanol sebesar 10% atau E10.

Regulasi tersebut memanng positif guna mendorong energi bersih, tapi memunculkan kekhawatiran soal dampaknya pada mesin kendaraan.

Meluruskan kekhawatiran publik tersebut, Prof Bambang Sudarmanta, mengatakan, bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang potensial, terbarukan, dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Samsung Galaxy Tab S11 Ultra, Tablet Flagship dengan Layar Raksasa dan Performa Tinggi

Senyawa yang mempunyai rumus molekul C₂H₅OH ini memiliki sifat fisikokimia yang relatif mendekati bensin. “Sehingga bisa digunakan sebagai campuran (blending fuel) maupun pengganti sebagian bensin (substitute fuel),” katanya, mengutip laman ITS, Selasa 11 November 2025.

Ia mennjelaskan, bioetanol bersifat karbon netral. Dengan demikian, emisi karbondioksida (CO₂) hasil pembakarannya dapat diserap kembali oleh tanaman penghasil bahan baku.

Selain itu, potensi bahan baku seperti tebu dan singkong yang melimpah turut menjadikan bioetanol sebagai solusi gunna menekan emisi dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Cocok untuk Semua Jenis Kendaraan dan Usia Mesin

Meski mempunyai potensi besar untuk dikembangkan, Dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini mengatakan, rencana penerapan bioetanol rupanya menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

Baca Juga: Peneliti Eksaminasi Hukum Mohonkan Jadi Pihak Terkait Uji Materi Tiga UU di MK Demi Kualitas Putusan Pengadilan

Sejumlah pihak meragukan kesesuaian bahan bakar ini terhadap kendaraan konvensional di Indonesia yang mempunyai beragam tipe dan usia mesin.

Bukan hanya itu, sifat higroskopisitas bioetanol pun menimbulkan keraguan akan penggunaannya di iklim tropis Indonesia.

Menjawab kekhawatiran yang ada, Bambang membeberkan hasil penelitian yang telah ia lakukan terkait performa mesin dengan campuran bioetanol.

Bambang mengungkapkan, pencampuran 5-10% bioetanol pada bensin relatif tidak mengurangi performa daya dari kendaraan.

Baca Juga: Resmikan Immunotherapy Nusantara Gagasan dr Terawan di RSPPN Soedirman, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin: Publik Bisa Mencoba

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

China Perketat Aturan Gagang Pintu Kendaraan Listrik

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:21 WIB
X