• Senin, 22 Desember 2025

Dari Rival Jadi Mentor, Jan O Jorgensen Dampingi Anders Antonsen

Photo Author
- Selasa, 16 Desember 2025 | 21:18 WIB
Jan O Jorgensen saat masih menjadi rival Anders Antonsen. (BWF)
Jan O Jorgensen saat masih menjadi rival Anders Antonsen. (BWF)

KONTEKS.CO.ID - Mantan pebulu tangkis tunggal putra Denmark, Jan O Jorgensen, kini berada di sisi yang berbeda dari Anders Antonsen.

Jika laga internasional terakhirnya pada Denmark Open 2020 terjadi saat masih menjadi lawan Antonsen, kini Jorgensen justru menjadi bagian dari tim pendukung pebulu tangkis peringkat tiga dunia tersebut.

Jorgensen, yang pernah menembus peringkat dua dunia dan meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia, mulai mendampingi Antonsen sejak setahun terakhir.

Baca Juga: Dihantam Gelombang Tinggi, KM Putri Lancar Samudera Tenggelam di Laut Jawa Indramayu, 10 ABK Hilang

Perannya bukan sebagai pelatih utama, karena posisi tersebut tetap dipegang Kasper Antonsen, tetapi sebagai pendamping teknis dan mental pada periode latihan tertentu di sejumlah lokasi seperti Dubai, Hong Kong, Prancis, hingga Hangzhou.

Latar belakang Jorgensen yang telah menyelesaikan pendidikan psikologi olahraga setelah pensiun membuat kontribusinya melampaui aspek teknik semata.

Ia banyak terlibat dalam diskusi taktik dan pendekatan menghadapi lawan, terutama pada turnamen besar.

Baca Juga: LBH Medan: Listyo Sigit Biang Kerok Permasalahan Polri, Prabowo Harus Segera Copot!

“Peran saya lebih banyak mendukung arah yang memang sudah ingin dituju Anders,” ujar Jorgensen usai sesi latihan jelang World Tour Finals 2025.

Menurutnya, komunikasi taktis menjadi salah satu kekuatan utama kerja sama mereka, yang terlihat jelas saat Antonsen tampil dominan dan menjuarai French Open dengan kemenangan straight game di partai final.

Meski belum terlalu lama meninggalkan dunia kompetisi, Jorgensen menilai level tunggal putra saat ini sudah melampaui eranya.

Baca Juga: PSSI Pecat Indra Sjafri sebagai Pelatih Timnas U-22 Indonesia, Gagal di SEA Games 2025

Ia menyebut permainan kini jauh lebih kompleks dan menuntut kemampuan menyeluruh.

“Sekarang permainannya seperti catur, penuh perhitungan. Dulu ada pemain bertahan, ada pemain menyerang. Sekarang semua harus lengkap,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X