Alhasil, Bangkok dan Chonburi kini menjadi dua provinsi yang menampung seluruh pertandingan hingga 20 Desember.
Baca Juga: Transaksi Harbolnas 2025 Ditargetkan Tembus Rp35 Triliun, Desember ini Enam Hari Penuh
Tak hanya persoalan venue, situs resmi SEA Games Thailand 2025 juga menjadi sasaran kritik.
Publik menyoroti tampilan jadwal pertandingan yang dibuat seperti file Microsoft Excel dan disertai tautan Google Drive, sehingga dinilai jauh dari profesional.
Setelah menuai komentar negatif, unggahan tersebut akhirnya dihapus dan informasi jadwal kini disajikan dengan format lebih rapi.
Konten promosi berbasis kecerdasan buatan turut menambah daftar sorotan.
Poster untuk mempromosikan 33rd SEA Games Virtual Run yang dirilis pada Rabu lalu ramai dibagikan dan dikritik karena terlihat jelas merupakan hasil AI tanpa penyempurnaan manusia.
Sejumlah warganet menilai penggunaan teknologi bukan masalah, namun tetap membutuhkan kreativitas dan sentuhan akhir yang layak agar hasilnya optimal.***
Artikel Terkait
Sepak Bola SEA Games 2025 Dimulai, Thailand Bidik Emas di Tengah Persiapan Penuh Gejolak
Robby Darwis, Satu-satunya Peraih Dua Medali Emas Sepak Bola SEA Games
Alasan Taufik Hidayat Hanya Bebankan 2 Medali Emas untuk Cabor Bulu Tangkis di SEA Games 2025
Tim Tenis Indonesia Bidik Emas SEA Games 2025, Janice Tjen Siap Bawa Pulang Gelar