Chen Long menjelaskan pendekatan China terhadap pemain muda kini lebih manusiawi.
Baca Juga: Kasus Korupsi Chromebook: Nasir Djamil Dorong Nadiem Jadi Justice Collaborator, Buka Semua Fakta!
“Kami sekarang lebih mencari pemain yang punya rasa lapar untuk bermain dan berkembang, bukan sekadar bakat alami,” tuturnya.
Menurutnya, banyak contoh pemain yang butuh waktu untuk berkembang, seperti Shi Yuqi dan Chen Yufei.
Bahkan Chen Yufei, peraih emas Olimpiade Tokyo 2020, pernah terbuka soal tantangan mental dan motivasi.
Baca Juga: Ini Tugas 5.000 Chef Profesional yang Dikerahkan untuk Mengawal MBG
“Proses seleksi tetap ketat, tapi ambisi untuk menjadi kekuatan yang tak terkalahkan kini lebih realistis dibanding masa lalu,” kata Chen.
Meski prestasi China sempat menurun dengan hanya satu gelar beregu campuran dalam empat edisi terakhir, sekarang tanda kebangkitan mulai tampak.
Pada 2024, Hu Zhean menjuarai tunggal putra dan mengalahkan Loh Kean Yew serta Lakshya Sen di sirkuit dunia.
Baca Juga: Minyak Sawit Indonesia Jadi Penopang Ketahanan Pangan Pakistan
Di sisi lain, Xu Wenjing, 17 tahun, merebut gelar tunggal putri U-19 pertama sejak Chen Yufei pada 2016.
Menurut Chen, seleksi pemain muda dilakukan ketat setiap tahun.
“Jika mereka melebihi ekspektasi, maka langsung dikirim ke tim senior. Kalau belum, mereka tetap di tim junior,” jelasnya.
Baca Juga: Prof Laksanto Ungkap Alasan Bahasa Belanda Harus Tetap Jadi Mata Kuliah Wajib di FH
Setelah pensiun pada 2021, Chen Long mengaku masih ingin terus mengabdi di olahraga ini.
Artikel Terkait
Pantesan Jago, Lin Dan Ternyata Tentara PLA China dengan Pangkat Letnan Kolonel!
Keyakinan India Bersaing dengan Indonesia dan China di Kejuaraan Dunia Junior Bulu Tangkis 2025
Jadwal BWF World Junior Mixed Team Championships 2025: RI Turunkan Kekuatan Inti Hadapi Hong Kong
Final Kejuaraan Dunia Junior 2025: Hari Ini Indonesia Tantang Hegemoni China, Selangkah Lagi RI Juara!
Hasil Final Kejuaraan Dunia Junior 2025: China Pupuskan Mimpi Ubed dkk Pertahankan Piala Suhandinata