KONTEKS.CO.ID - Di punggung sebuah gunung berapi yang telah lama mati di Jawa Barat, terdapat lima teras buatan yang dipahat di sebuah tanjung bernama Gunung Padang.
Kelima teras itu diperkuat dinding penahan dari batu dan dapat dicapai dari lembah melalui tangga berisi 370 anak tangga batu.
Setiap teras dipenuhi struktur megalitik berbentuk persegi panjang yang tersusun dari ratusan balok andesit prismatik, yang oleh para ahli geologi disebut ‘columnar joints’.
Baca Juga: Setelah 130 Tahun, Fosil 'Java Man' Akhirnya Pulang ke Indonesia, Ini Perincian Bagian Tubuhnya
Batu-batu beku ini terbentuk akibat proses pemanasan dan pendinginan berulang saat gunung berapi tersebut masih aktif jutaan tahun silam.
Para peneliti meyakini berabad-abad lalu, leluhur masyarakat Sunda setempat menggunakan teras-teras ini sebagai lokasi ritual sakral.
Teras terbawah dan terluas, Teras 1, memiliki sebuah balok andesit sepanjang sekitar 1,5 meter yang mengeluarkan bunyi dalam dan menggema ketika dipukul. Masyarakat Sunda menyebutnya ‘batu kecapi’.
Baca Juga: Jaksa Tri Taruna Fariadi Melawan saat OTT KPK, Tabrak Petugas Lalu Kabur Melarikan Diri
Dari Teras 5, yang merupakan teras tertinggi sekaligus terkecil, pengunjung dapat menikmati panorama menakjubkan yang mencakup dua gunung berapi di sekitarnya.
Gunung Padang kerap didatangi umat muslim yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an di antara batuan.
Umat Hindu dari Bali juga mendaki anak tangga gunung untuk melakukan ritual terkait terbitnya bulan purnama.
Para praktisi seni bela diri pencak silat juga sering berlatih di ketinggian gunung ini.
Perdebatan mengenai siapa pembangun struktur megalitik Gunung Padang dan kapan pembangunannya dimulai telah berlangsung lama, sejak pertama kali dicatat pada 1914 oleh arkeolog Belanda N.J. Krom.