Misteri Gunung Padang yang Diklaim Sebagai Piramida Tertua, Ini Faktanya

KONTEKS.CO.ID - Gunung Padang, situs megalitikum yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di platform X (Twitter).

Pasalnya, situs ini disebut-sebut sebagai piramida tertua di dunia, bahkan diklaim lebih tua dari piramida di Mesir.

Namun, klaim tersebut menuai kontroversi dan mendapat kritik dari ilmuwan dunia.

Baca Juga: Fenomena Langka Blood Moon Akan Hiasi Langit Nanti Malam

Asal-Usul Klaim Gunung Padang sebagai Piramida Tertua

Klaim bahwa Gunung Padang adalah piramida tertua muncul dari sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Archaeological Prospection pada Oktober 2023 oleh Danny Hilman Natawidjaja dan timnya.

Dalam studi tersebut, mereka mengungkapkan bahwa lapisan terdalam situs ini berusia sekitar 27.000 tahun, jauh sebelum Zaman Es.

Jika klaim ini benar, maka Gunung Padang akan menjadi salah satu struktur buatan manusia tertua di dunia, mengalahkan Piramida Giza di Mesir yang diperkirakan berusia sekitar 4.500 tahun.

Baca Juga: When Life Gives You Tangerines Sukses Duduki Peringkat 1 Netflix, Intip Profil Park Bo Gum yang Curi Perhatian!

Namun, seiring berjalannya waktu, klaim tersebut mendapat banyak kritik dari komunitas ilmiah global.

Kritik Ilmuwan dan Pencabutan Penelitian

Sejumlah ilmuwan dunia menentang hasil penelitian ini. Kritik utama datang dari metode penanggalan yang digunakan, yaitu pengukuran radiokarbon tanah dari sampel pengeboran.

Para ahli berpendapat bahwa metode ini tidak dapat dijadikan bukti kuat bahwa lapisan tersebut dibangun oleh manusia.

Baca Juga: Banyak Taksi Listrik Berseliweran di Jalan, Evista Pastikan Tarifnya Kompetitif dengan Taksi Konvensional

Mengutip laporan New York Times, arkeolog Universitas Cardiff di Wales, Flint Dibble, mengatakan, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan Gunung Padang adalah piramida atau buatan manusia pada lapisan terdalamnya.

Kritik ini membuat jurnal Archaeological Prospection mencabut publikasi tersebut setelah melalui evaluasi ulang.