• Senin, 22 Desember 2025

Fenomena Langka Blood Moon Akan Hiasi Langit Nanti Malam

Photo Author
- Jumat, 14 Maret 2025 | 11:34 WIB
Fenomena Langka Blood Moon Akan Terjadi pada 14 Maret 2025 (Pixabay/Ulrike Bohr)
Fenomena Langka Blood Moon Akan Terjadi pada 14 Maret 2025 (Pixabay/Ulrike Bohr)

KONTEKS.CO.ID - Pada Jumat malam, 14 Maret 2025, langit akan menampilkan fenomena langka dan menakjubkan, yakni Blood Moon.

Untuk pertama kalinya dalam hampir dua setengah tahun, Bulan akan bersinar dengan cahaya merah yang menawan.

Fenomena ini, yang dahulu dianggap sebagai pertanda buruk, kini menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para pecinta astronomi dan fotografer fenomena langit.

Apa Itu Blood Moon?

Blood Moon atau Bulan Merah Darah adalah istilah non-ilmiah yang digunakan untuk menggambarkan warna kemerahan pada Bulan saat terjadi gerhana Bulan total.Istilah ini populer di negara-negara Barat dan sering dikaitkan dengan mitos serta cerita rakyat.

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil Tegaskan DIM RUU TNI Masih Beri Celah Comeback-nya Dwi Fungsi Tentara

Gerhana Bulan total terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya Matahari yang seharusnya mencapai Bulan terhalang oleh Bumi.

Akibatnya, Bulan tidak mendapatkan cahaya langsung dari Matahari, melainkan hanya cahaya yang telah melewati atmosfer Bumi.

Mengapa Blood Moon Berwarna Merah?

Warna merah pada Blood Moon terjadi akibat fenomena hamburan Rayleigh. Saat cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, gelombang cahaya pendek seperti biru dan ungu tersebar lebih luas dibandingkan cahaya merah.

Baca Juga: Sidang Perdana Sekjen PDIP, Teriakan Merdeka Pendukung Disambut Kepalan Tangan Hasto

Inilah alasan mengapa langit tampak biru di siang hari.

Saat gerhana Bulan terjadi, satu-satunya cahaya yang mencapai Bulan adalah cahaya Matahari yang telah melewati atmosfer Bumi.

Cahaya biru yang lebih mudah tersebar menghilang, sementara cahaya merah tetap berada di jalurnya dan menerangi permukaan Bulan. Inilah yang membuat Bulan tampak berwarna merah darah.

Baca Juga: Hancurkan Vitoria Guimaraes 4-0, Real Betis Lolos ke Perempat Final UEFA Conference League

"Semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama gerhana, Bulan akan tampak semakin merah. Seolah-olah semua Matahari terbit dan terbenam di dunia diproyeksikan ke Bulan," kata NASA, dikutip dari IFL Science.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X