KONTEKS.CO.ID - Iran semakin sering memanfaatkan perairan Indonesia untuk mengirimkan minyak mentah ke China.
Ini merupakan perubahan yang dipandang analis sebagai upaya Teheran menghindari sanksi Amerika Serikat (AS) yang menargetkan ekspor energinya.
Menurut laporan Reuters, para pembeli minyak Iran di China kini lebih memilih pengiriman yang dialihkan melalui Indonesia.
Baca Juga: Pengacara Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Ungkap Alasan Kliennya Belum Dibebaskan
Artinya rute ini menggantikan Malaysia sebagai pusat transit sebelumnya tempat minyak Iran kerap diberi label ulang sebelum menuju pelabuhan China.
Data bea cukai China yang dikutip Reuters menunjukkan lonjakan tajam impor minyak mentah yang dilaporkan berasal dari Indonesia.
Angkanya yang semula kurang dari 100 ribu metrik ton (mt) pada 2024 menjadi 9,81 juta mt, atau sekitar 235.570 barel per hari (bpd), sepanjang periode hingga Oktober.
Pada periode yang sama, impor China dari Malaysia merosot tajam, turun hampir setengah sejak Juli setelah mencapai puncak 8,5 juta mt pada Maret.
Reuters kembali menegaskan temuan sebelumnya sebagian besar impor China yang dilaporkan berasal dari beberapa negara Asia Selatan diduga merupakan minyak Iran yang disamarkan.
Pergeseran ke Indonesia, menurut laporan itu, mencerminkan meningkatnya pengawasan dari bank-bank terhadap kargo yang diklaim berasal dari Malaysia.
Baca Juga: Beratnya Operasi SAR untuk Menangani Banjir dan Longsor di Sibolga hingga Tapanuli
Teheran belum membenarkan tuduhan bahwa mereka menggunakan transfer kapal-ke-kapal atau perantara regional untuk menyembunyikan asal minyaknya.
Meski demikian, volume ekspor Iran terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan para analis industri menyebut sebagian besar kemungkinan mengalir ke kilang-kilang swasta China.