nasional

Peringatan Tito Karnavian, Pejabat Daerah Hindari Flexing di Tengah Situasi Sensitif

Selasa, 2 September 2025 | 16:29 WIB
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian (Foto: Instagram/@titokarnavian)

KONTEKS.CO.ID - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memberikan peringatan tegas kepada para kepala daerah dan pejabat publik agar lebih bijak dalam bersikap, khususnya di tengah kondisi sosial masyarakat yang saat ini sedang sensitif.

Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, Selasa, 2 September 2025, Tito menekankan pentingnya menjaga kesederhanaan dengan menunda kegiatan seremonial yang berpotensi menimbulkan kesan pemborosan.

“Kami juga sudah menyampaikan, menunda semua kegiatan seremonial yang terkesan pemborosan. Apalagi dengan musik-musik seperti pesta,” kata Tito.

Baca Juga: Pengamat Intelijen Nilai Ini Saat Tepat Prabowo Ganti Kapolri

Menurutnya, acara seremonial pemerintah daerah lebih baik dilakukan secara sederhana, misalnya dengan tumpengan atau pemberian santunan kepada anak yatim dan masyarakat kurang mampu.

“Di tengah situasi seperti ini sangat sensitif. Jadi baik HUT, hari ulang tahun daerah, ataupun kegiatan seremonial kedinasan lainnya, itu dilakukan dengan cara yang sederhana,” ujarnya.

Sorotan Publik di Media Sosial

Tito mengingatkan, perilaku pejabat dan keluarganya kerap menjadi sorotan masyarakat, terutama di media sosial seperti TikTok.

Baca Juga: Immanuel Ebenezer Akui Berbuat Salah, Noel Siap Bertanggung Jawab Sebagai Koruptor

Hal-hal kecil bisa berkembang menjadi isu besar apabila diprovokasi, sehingga menimbulkan keresahan baru.

“Jangan sampai ada flexing kemewahan, baik pejabat maupun keluarga. Tolong ingatkan keluarga masing-masing,” ujarnya.

Ia menilai, gaya hidup mewah pejabat maupun keluarganya berpotensi memicu persepsi negatif dan memperburuk kepercayaan publik.

Dengan sikap sederhana, kata Tito, pemerintah daerah dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan menghindari gesekan sosial yang bisa memperkeruh suasana.

Baca Juga: Darurat Militer Tak Populer di Dunia, Pengamat Intelijen Sebut Aksi Demonstrasi Bagian dari Upaya Makar

Halaman:

Tags

Terkini