KONTEKS.CO.ID - Gas elpiji 3 kg masih menjadi polemik hingga kini. Sebabnya, tidak sampai ke sasaran penerima subsidi.
Bahkan, harga gas epiji 3 kg di pasaran terkadang jadi permainan oknum yang tak bertanggung jawab.
Hal itu pun menjadi PR yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
Baca Juga: MotoGP Kurangi Jumlah Seri di Semenanjung Iberia, Mana Bakal Dicoret?
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat inspeksi mendadak di Riau menemukan harga gas melon tersebut melebihi ketentuan pemerintah.
Muncul Rencana Bentuk Badan Pengawas
Bahlil mengatakan, akan membentuk badan khusus untuk menangani persoalan gas epiji 3 kg ini.
Badan khusus tersebut akan mengawasi penyaluran gas epiji 3 kg untuk memastikan sampai ke tangan pihak yang berhak untuk menerimanya.
"Harus ada lembaga yang mengawasi untuk LPG subsidi ini,” kata Bahlil usai menghadiri acara Mandiri Investment Forum 2025 di Hotel Fairmont Jakarta pada Selasa, 11 Februari 2025.
Baca Juga: Siaran Langsung Iran Vs Indonesia di Piala Asia U-20, Saksikan Timnas U-20 Live di RCTI
“Lembaga itu bisa BPH Migas atau lembaga lain, seperti lembaga ad-hoc,” imbuhnya.
Kata Bahlil, jika pengawasan sudah seharusnya dilakukan, karena selain bisa tidak sampai ke pihak yang tepat tapi juga membuat pemborosan anggaran.
“Tetapi subsidi tepat sasaran, harus kita lakukan karena subsidi itu untuk rakyat,” ujar Bahlil.
Baca Juga: 7 Drama dan Film yang Dibintangi Jinyoung, Terbaru You Are The Apple of My Eye
“Jadi harganya harus pas, volumenya harus pas, kemudian tidak boleh terjadi penyalahgunaan karena itu barang mirip subsidi untuk rakyat,” tambahnya.
Artikel Terkait
Istana Bantah Pangkas Anggaran BMKG Hingga 50 Persen yang Bisa Bikin Informasi Gempa dan Tsunami Tak Akurat
Anggaran Polri 2025 Dipotong Hingga Rp20,5 Triliun, Begini Dampaknya Bagi Korps Bhayangkara
Pemerintah Potong Anggaran Hingga Ratusan Triliun, Lalu Buat Janji Soal Layanan ke Masyarakat
Dirut TVRI dan RRI Sepakat Batalkan PHK, Pegawai Bisa Kembali Bekerja Seperti Semula
Kompak Berkacamata Hitam, Momen Hangat Prabowo Sambut Erdogan di Istana Bogor