• Minggu, 21 Desember 2025

Dunia Menuju Tanpa Harimau? Pemantau Perdagangan Satwa Liar Unggah Mencengangkan

Photo Author
- Rabu, 26 November 2025 | 07:41 WIB
Salah satu barang bukti harimau yang diawetkan atau taksidermi yang diungkap aparat Indonesia pada 2021. (KLHK)
Salah satu barang bukti harimau yang diawetkan atau taksidermi yang diungkap aparat Indonesia pada 2021. (KLHK)

KONTEKS.CO.ID - Otoritas di seluruh dunia telah menyita rata-rata sembilan harimau setiap bulan selama lima tahun terakhir.

Fakta ini menyoroti perdagangan gelap yang semakin parah dan mengancam kelangsungan hidup salah satu spesies harimau paling ikonik di planet ini, menurut riset yang dirilis Selasa kemarin,

Laporan baru dari pemantau perdagangan satwa liar, TRAFFIC, memperingatkan jaringan kriminal berkembang lebih cepat daripada kemampuan upaya konservasi untuk merespons.

Baca Juga: Menteri Maman Tegaskan Kualitas sebagai Kunci Daya Saing UMKM

Populasi harimau liar global, yang dahulu sekitar 100 ribu seabad lalu, kini anjlok menjadi sekitar 3.700–5.500 ekor.

Meski sudah setengah abad mendapat perlindungan internasional, temuan TRAFFIC menunjukkan perdagangan harimau justru makin cepat dan semakin menargetkan hewan utuh, hidup maupun mati.

Para ahli mengatakan perubahan ini tampaknya terkait dengan operasi penangkaran harimau, tetapi juga dapat mencerminkan harimau yang disita segera setelah diburu atau sebelum dipotong untuk diambil bagian tubuhnya.

Baca Juga: Bunga Bangkai Langka Mekar di Hutan Hujan Sumatra Barat, Konservasionis Umbar Kecemasan Rafflesia Hasseltti

Selain itu, meningkatnya kepemilikan hewan eksotis atau permintaan untuk taksidermi juga bisa menjadi pendorong.

Taksidermi adalah seni mengolah dan mengawetkan binatang, serta mengisinya sehingga berbentuk seperti aslinya, seolah-olah masih hidup.

Laporan edisi keenam dari seri “Skin and Bones” TRAFFIC tentang perdagangan ilegal harimau ini menyoroti tren mencolok.

Baca Juga: Rafflesia Hasseltii Mekar di Bawah Sinar Bulan, Cerita dari Hutan Hujan Lebat Sumatra Barat

Antara 2000 dan pertengahan 2025, aparat penegak hukum di seluruh dunia mencatat 2.551 penyitaan yang melibatkan sedikitnya 3.808 harimau.

Dalam lima tahun terakhir, dari 2020 hingga Juni 2025, otoritas melakukan 765 penyitaan, menyita setara dengan 573 harimau, atau sekitar sembilan ekor per bulan selama 66 bulan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Sumber: CBC News

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X