• Minggu, 21 Desember 2025

Logo Hari Guru Nasional 2025, Legkap dengan Arti dan Filosofinya yang Menyentuh Hati

Photo Author
- Rabu, 19 November 2025 | 13:54 WIB
Logo peringatan Hari Guru Nasional 2025 yang diperingati masyarakat di Indonesia. (Foto: kemenag)
Logo peringatan Hari Guru Nasional 2025 yang diperingati masyarakat di Indonesia. (Foto: kemenag)

KONTEKS.CO.ID – Hari Guru sudah mendekat. Pemerintah pun terus mematangkan Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 yang mengusung tema “Merawat Semesta dengan Cinta”.

Tema ini bukan hanya seruan simbolik, tapi juga refleksi mendalam atas filosofi pendidikan yang mengakar pada kesadaran spiritual, ekologis, dan kemanusiaan.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, tema ini menggambarkan peran guru sebagai penjaga keseimbangan antara ilmu dan iman, antara pengetahuan dan kebijaksanaan.

Baca Juga: Heboh Dosen Cantik Untag Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Hotel, Dilaporkan Perwira Polisi Berpangkat AKBP

“Guru bukan hanya mengisi pikiran, tetapi menumbuhkan kesadaran dan meluruskan jalan berpikir. Dalam pandangan Islam, guru adalah warasatul anbiya — pewaris para nabi,” ungkapnya saat Kick Off HGN 2025 di UIN Syekh Nurjati Cirebon, mengutip Rabu 19 November 2025.

Filosofi Logo HGN 2025

Logo HGN 2025 mengusung bentuk dasar lingkaran sebagai simbol kesempurnaan ciptaan dan kesinambungan kehidupan. Lingkarannya merefleksikan semesta yang harmoni, tempat seluruh ciptaan saling terhubung dan saling menjaga.

Lalu warna hijau dan biru pada Bumi mencerminkan dua dimensi keseimbangan. Hijau melambangkan kehidupan, cinta tanah air, dan kepedulian ekologis.

Sementara warna biru melukiskan keluasan ilmu pengetahuan, kedalaman spiritual, serta kedamaian batin.

Baca Juga: Bobibos Lagi Viral, Pakar UGM Ingatkan: Jangan Ulangi Drama Blue Energy di Era SBY

Dijelaskan Menag, dua warna ini mengandung pesan bahwa pendidikan sejati tidak berhenti pada akal. Namun juga meresap ke jiwa, menghidupkan kesadaran demi mencintai Bumi dan seluruh isinya.

Simbol tangan berbentuk tunas menggambarkan kesadaran ekoteologis yaitu pandangan menjaga alam adalah bagian dari tanggung jawab spiritual manusia.

Nilai ini merupakan wujud nyata dari salah satu Panca Cinta dalam Kurikulum Berbasis Cinta Kementerian Agama: cinta lingkungan.

Sementara lengkung kuning di atas bumi memancarkan cahaya ilmu dan bimbingan Ilahi yang menggambarkan guru sebagai “Matahari kehidupan”. Mereka yang menerangi jalan murid-muridnya.

Baca Juga: Prabowo Siapkan Beasiswa Penuh untuk Kedokteran-Perawat, Tambah 30 Fakultas Baru

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X