• Senin, 22 Desember 2025

Anthony Budiawan Ungkap Dugaan Pemufakatan Jahat di Balik Proyek Kereta Cepat Whoosh

Photo Author
- Sabtu, 1 November 2025 | 08:11 WIB
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan.
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan.



KONTEKS.CO.ID - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS)
Anthony Budiawan menduga adanya pemufakatan jahat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Menurutnya, proses pemilihan antara penawaran Jepang dan China sarat kejanggalan karena terdapat perbedaan mencolok dalam nilai proyek dan bunga pinjaman.

Anthony mengungkap bahwa Jepang awalnya menawar sebesar 6,2 miliar dolar AS, sementara China hanya 5,5 miliar dolar AS.

Namun, nilai proyek China kemudian membengkak menjadi 6,07 miliar dolar AS, dengan selisih sekitar 570 juta dolar AS.

Baca Juga: Ini Kata Bupati Pati Sudewo Setelah Lolos dari Pemakzulan

Pembengkakan itu belum termasuk cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS, sehingga totalnya meningkat menjadi 7,27 miliar dolar AS.

Dalam siaran podcast “Obrolan Waras” di kanal YouTube Bambang Widjojanto pada 30 Oktober 2025, Anthony menjelaskan perbedaan signifikan dalam bunga pinjaman kedua negara.

“Jepang menawarkan bunga 0,1 persen bunga pinjaman karena Indonesia nih nggak ada duit, jadi 75 persen harus pinjam dari nilai proyek,”
ujar Anthony.

“Nah, China menawarkan yang 6,07 miliar dolar Amerika itu yang 75 persennya adalah pinjaman, suku bunganya 2 persen per tahun, 20 kali lipat,” ujarnya lagi.

Baca Juga: Analisa BMKG Terkait Gempa Magnitudo 5,1 di Wilayah Laut Banda

Dari hitungannya, 75 persen dari total proyek—termasuk cost overrun—berarti sekitar 900 juta dolar AS dengan bunga 3,4 persen per tahun.

Ia memperkirakan, dengan jangka waktu konsesi yang mencakup masa tenggang (grace period) 10 tahun dan cicilan pokok 40 tahun, proyek ini terlalu mahal hingga 4,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp75 triliun.

Anthony menilai, keputusan pemerintah yang tetap memilih penawaran lebih mahal menunjukkan adanya dugaan kuat kesepakatan yang melanggar aturan.

Baca Juga: Huawei Watch GT 6 Pro, Jam Tangan Mewah dengan Fitur Kebugaran Lengkap

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X