• Senin, 22 Desember 2025

Korupsi Jumbo Berhasil Dibongkar Kejagung Disebut Baru Permukaan, Belum Sentuh Dalamnya

Photo Author
- Selasa, 28 Oktober 2025 | 20:50 WIB
Prabowo dan Burhanuddin berbincang di depan tumpukan triliunan uang pengganti kerugian negara kasus korusi ekspor CPO dan turunannya di Kejagung. (KONTEKS.CO.ID/Dok. Kejagung)
Prabowo dan Burhanuddin berbincang di depan tumpukan triliunan uang pengganti kerugian negara kasus korusi ekspor CPO dan turunannya di Kejagung. (KONTEKS.CO.ID/Dok. Kejagung)
KONTEKS.CO.ID – Mantan Intelijen Negara, Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra mengatakan, kasus-kasus korupsi jumbo yang berhasil dibongkar Kejaksaan Agung (Kejagung) baru hanya sentuh permukaannya.
 
"Itu kan baru di permukaan saja, itu seperti gunung es lah kita lihat," kata Sri Radjasa dilansir dari siniar Forum Keadilan Tv pada Selasa, 28 Oktober 2025.
 
Ia menilai, kasus-kasus besar yang diungkap Kejagung tersebut belum menyentuh pangkal atau pihak utamanya.
 
 
"Memang sudah ada kasus-kasus besar yang mereka [bongkar], itu kan baru di permukaan," ucapnya.
 
Menurut Sri Radjasa, Presiden Prabowo sangat menaruh harapan beasar kepada Kejagung dan Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk membongkar kasus-kasus korupsi jumbo.
 
Guna mendukung itu, lanjut dia, Presiden Prabowo memerintahkan Panglima TNI untuk mengamankan para jaksa, termasuk kantor dan fasilitasnya. 
 
 
"Ini kan semua dalam rangka Kejaksaan Agung melakukan kerja-kerja besar pemberatan korupsi," ucapnya.
 
Menurutnya, meskipun mendapat dukungan Presiden Prabowo untuk memberangus kasus-kasus korupsi jumbo, kiprah Kejagung belum maksimal.
 
"Masih belum ada upaya yang progresif gitu ya dari Kejaksaan," katanya.
 
 
Ia menilai demikian karena korupsi di BUMN ini sangat marak. Ia mengibaratkan itu sebagai satu kewajiban bagi para direksi atau pejabat perusahaan pelat merah.
 
"Jadi semua harus melakukan itu gitu ya. Sebuah kewajiban, ini kan sesuatu yang sangat tragis," ucapnya.
 
Sudah banyak pejabat BUMN yang melakukan korupsi, lanjut dia, sebagaimana disebutkan Prabowo, oknum-oknum direksi BUMN belagak bak raja. 
 
"Bisa dibayangkan, ketika tantim mereka dengan gaji mereka 300 kali loh lebih besar dari UMR Jakarta dan Jawa Tengah," ucapnya.
 
 
Menurut Sri, kerjaan mereka hanya membebani negara. Ini kalah dengan tukang sapu yang pekerjaannya jelas memberikan kontribusi.
 
"Setiap hari membersihkan kan, tapi gajinya sangat kecil sekali dibanding mereka," ucapnya.
 
Sri menyebut daya rusak korupsi di BUMN ini sudah sangat parah. Ini telah meruksan kehidupan, ekonomi, dan logika bernegara.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X