• Senin, 22 Desember 2025

Cak Imin: Kamboja Bukan Tempat Aman untuk Pekerja Indonesia

Photo Author
- Senin, 27 Oktober 2025 | 16:18 WIB
Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebut Kamboja bukan tempat aman untuk WNI bekerja  (Instagram.com/@cakiminow)
Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebut Kamboja bukan tempat aman untuk WNI bekerja (Instagram.com/@cakiminow)

KONTEKS.CO.ID - Pernyataan bahwa Kamboja bukan tempat aman untuk pekerja migran Indonesia disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Dia menyampaikan hal itu terkait banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Kamboja dan kini justru berusaha kabur.

"Kita terus mengampanyekan dan menyosialisasikan bahwa Kamboja bukan tempat aman untuk pekerja," ujar Cak Imin, di Kemenko PM, Senin 27 Oktober 2025.

Baca Juga: Melihat Lokasi Blok Bobara Papua Barat yang Kaya Potensi Migas

"Buat pekerja migran kita, Kementerian P2MI sudah berkali-kali membuat rilis bahwa Kamboja bukan tempat tujuan untuk pekerja migran, karena belum ada sistem yang menjadi bagian dari perlindungan utama," imbuhnya.

Sementara, bagi WNI yang sudah terlanjur bekerja dan berada di Kamboja diminta berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat.
Kata Cak Imin, KBRI siap membuka diri untuk menerima laporan dari WNI.

Berdasarkan data, kini ada lebih dari 100 ribu WNI yang bekerja di Kamboja.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Ancam Importir Pakaian Bekas Ilegal: Menolak Aturan Ditangkap!

"Baik yang bekerja di sektor tertentu maupun yang men-support makanannya, konsumsi hariannya, Makanya di sana ada Soto Lamongan, ada Rujak Cingur, ada Pecel Madiun, ada di sana," ucapnya.
"Sehingga 100 ribu itu termasuk supporting dari pekerja kita, karena itu ini KBRI terus berkoordinasi agar warga kita di sana tidak menjadi korban dari trafficking," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, 97 WNI terlibat kerusuhan di Chrey Thum, Kamboja. Mereka mengalami nasib dan dilema yang memilukan.

Usai nekat memberontak untuk melarikan diri dari sebuah perusahaan penipuan daring (online scam), 86 orang di antaranya ditahan di kantor polisi dan 11 lainnya dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Petronas Jual Sebagian Saham di Blok Bobara Papua Barat kepada Pertamina

Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengungkapkan fakta mengkhawatirkan, sebagian dari WNI yang menjadi korban tersebut menolak untuk pulang ke Indonesia.

Alasannya bukan soal keamanan, tetapi karena mereka putus asa mencari pekerjaan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X