• Minggu, 21 Desember 2025

Nadiem Makarim Bantah Sengaja Buat Grup WA 'Mas Menteri Core Team’ untuk Pengadaan Laptop Chromebook

Photo Author
- Senin, 27 Oktober 2025 | 14:52 WIB
Nadiem Makarim soal bantahan sengaja buat grup WhatsApp (WA) untuk bahas pengadaan laptop Chromebook  (Foto: Instagram/@nadiem_makarim__)
Nadiem Makarim soal bantahan sengaja buat grup WhatsApp (WA) untuk bahas pengadaan laptop Chromebook (Foto: Instagram/@nadiem_makarim__)

KONTEKS.CO.ID - Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim melalui kuasa hukummya membantah sengaja membuat grup WhatsApp (WA) bernama ‘Mas Menteri Core Team’ untuk mewujudkan pengadaan Laptop Chromebook.

Diketahui, Nadiem telah resmi berstatus tersangka kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek tahun 2019–2022.

“Saya mau tegaskan bahwasanya grup WhatsApp itu dibuat untuk mendiskusikan gagasan tentang penggunaan teknologi di bidang pendidikan,” ujar kuasa hukum Nadiem, Makarim Tabrani Abby dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 27 Oktober 2025.

Baca Juga: Utang Jumbo Whoosh, Agus Pambagio: Buka Semua Dokumen Negosiasi dengan China

Abby mengatakan, grup WA tersebut dibuat Nadiem untuk mempersiapkan gagasan pemberdayaan teknologi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah sebagai bagian visi Nawacita dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2019–2024.

"Grup ini dibuat sebagai realisasi dari Nawacita (visi misi) dan/atau arahan Presiden Joko Widodo waktu itu," ujar Abby.

Menurutnya, grup WA itu sudah dibuat sebelum Nadiem menjabat sebagai menteri dengan nama ‘Edu Org’. Selain itu, ada pula grup bernama ‘Education Council’.

Baca Juga: BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Jabar dan Jateng, Antisipasi Bencana Imbas Hujan Lebat

Selanjutnya, nama grup WA tersebut berubah usai Nadiem diangkat menjadi menteri pada tahun 2019.

Menurut Abby, grup WA ‘Mas Menteri Core Team’ berisi orang-orang yang ahli di bidang pendidikan dan di bidang IT, termasuk staf khusus Nadiem saat itu, yakni Jurist Tan dan Fiona Handayani.

Dalam grup itu, dibahas sejumlah topik seperti rencana peninjauan kebijakan zonasi untuk memberikan kesempatan bagi murid.

Kemudian, memastikan kualitas sekolah serta paradigma baru dalam melakukan asesmen yang semula penilaian dari ujian nasional, menuju ke asesmen lebih formatif.

Baca Juga: Kejagung Bongkar 1.496 Kasus Judol: Mayoritas Pelaku Berusia Muda, Terbanyak dari Jawa Timur

"Konteksnya itu sebenarnya melulu soal bagaimana menciptakan suatu sistem pendidikan yang didukung dengan teknologi, awalnya seperti itu. Jadi, tidak ada juga soal harus menggunakan Chrome atau juga untuk mengadakan Chromebook,” jelas Abby.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X