• Minggu, 21 Desember 2025

Utang Jumbo Whoosh, Agus Pambagio: Buka Semua Dokumen Negosiasi dengan China

Photo Author
- Senin, 27 Oktober 2025 | 14:32 WIB
Calon penumpang kereta cepat Whoosh tengah bersiap menaiki transportasi yang dianggap proyek rugi. (Foto: KAI)
Calon penumpang kereta cepat Whoosh tengah bersiap menaiki transportasi yang dianggap proyek rugi. (Foto: KAI)

KONTEKS.CO.ID – Pakar kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan, buka semua dokumen negosiasi dengan China untuk ungkap penyebab lebih mahalnya proyek kereta cepat Whoosh sehingga Indonesia punya utang jumbo.

"Coba tolong buka semua dokumen awal negosiasi dengan Cina sampai hari ini, itu kelihatan. Cost overal itu biasa, cuman persoalannya apa penyebabnya," kata Agus di Jakarta, Senin, 27 Oktober 2025.

Ia menceritakan, awalnya proyek kereta cepat ini direncanakan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan kerja samanya dengan Jepang. Kerja sama ini ditandatangani SBY.

Baca Juga: Polemik Whoosh, Projo: Usut Tuntas Jika Terjadi Korupsi

Lantas, proyek tersebut dieksekusi pada era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Hanya saja, Jokowi tiba-tiba mengubah proyek ini dikerjakan oleh China.

"Yang salah itu perbedaan tata kelola dari Jepang ke China, itu kan di Jepang kan di situ dikasih beberapa proyek," ujarnya.

Ketika proyek yang kajiannya dilakukan Jepang dan kemudian dialihkan ke China, hasil kajian tersebut kemudian dianalisa ulang.

Baca Juga: Disebut Proyek Rugi, KAI Ungkap Data-Data Kereta Cepat Whoosh

"Analisa ulangnya itulah yang tidak pas dengan yang pertama," katanya.

Akibatnya, lanjut Agus, muncul perbedaan suku bunga, lokasi stasiun, target penumpan, dan berbagai hal terkait lainnya. Ia juga menilai bahwa tidak ada alih teknologi untuk kereta cepat ini.

"Kalau mau teknologi baru, modern iya. Tapi jangan lupa, tidak ada alih teknologi di semua teknologi di seluruh dunia, yang ada kita harus mencuri. Kalau bilang alih teknologi, saya tidak percaya, itu saya," ucapnya.

Baca Juga: Mahfud MD Siap Diperiksa KPK Soal Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, Tetap Santai dan Tegas

Soal membengkaknya anggaran ketika proyek ini digarap China, Agus menyampaikan, karena pembiayaan proyek ini dihitung ulang. Namun, ada beberapa variabel yang tidak dihitung lagi.

"Tadinya 0,1 persen jadi 2 persen. Itu ada beberapa variabel yang tidak dihitung ulang oleh penghitungnya," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X