• Minggu, 21 Desember 2025

Roy Suryo Nilai Gerakan Salam Lestari dan UGM Jokowi Sangat Lucu

Photo Author
- Senin, 20 Oktober 2025 | 10:43 WIB
Mantan Presiden Jokowi hadiri Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan UGM, Jumat, (17/10/2025). (KONTEKS.CO.ID/Dok UGM)
Mantan Presiden Jokowi hadiri Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan UGM, Jumat, (17/10/2025). (KONTEKS.CO.ID/Dok UGM)
KONTEKS.CO.ID – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI, dan OCB Independen, Roy Suryo, menilai gerakan Salam Lestari dan Salam UGM yang dilakukan Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan (FKT) Universitas Gadjah Mada (UGM) sangat lucu.
 
"Sangat lucu saat dilaksanakan Salam Lestari dan Salam UGM," kata Roy Suryo dikutip pada Senin, 20 Oktober 2025.
 
Menurut Roy, gerakan Jokowi sangat canggung atau tidak biasa melakukan dua salam tersebut.
 
 
"Mungkin tidak sempat di-breifing sebelumnya oleh sutradara acara dagelan tersebut," ujarnya.
 
Alhasil, lanjut Roy Suryo, dia salah total dalam memperagakan kedua salam yang seharusnya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari seorang yang mengaku alumni, apalagi rimbawan lulusan UGM.
 
"Khususnya Salam UGM tersebut sangat viral saat diselenggarakan lomba pose khas UGM dengan formasi jari, gerakan tangan dan gerakan tubuh pada tanggal 20 Agustus sampai 31 Oktober 2024," katanya.
 
 
Roy Suryo menyampaikan, belum lagi banyaknya netizen +62 yang mencurigai sosok yang hadir dalam acara dagelan tersebut adalah sosok Kw alias bukan yang original.
 
"Biasanya dengan melihat tinggi tubuh yang jauh lebih pendek (tidak sejangkung biasanya), hilangnya tompel khas di wajahnya," kata dia.
 
Terlebih lagi, lanjut Roy, dia langsung bergegas saat ditanya wartawan soal pertanggungjawaban kasus Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh yang berutang ratusan trilun dan mau dibebankan kepada APBN. 
 
 
"Untung Menkeu Purbaya menolaknya. Khusus soal KCIC Whoosh ini, memang sudah sejak lama saya menyebutnya dengan Kecebong alias KEreta CEpat BOhoNG-bohongan," ujarnya.
 
Roy Suryo menegaskan, mau dilakukan ratusan kali reuni-reunian atau dies-diesan, apalagi tanggalnya salah dan sangat tidak lazim bagi sebuah Institusi resmi, tetap tidak akan mengubah persepsi masyarakat Indonesia soal ijazah dia.
 
"Masyarakat Indonesia, alhamdulillah makin mengerti soal kasus Ijazah palsu," katanya.
 
 
Menurut Roy Suryo, kini skor sudah 3-0 setelah KPU, KPUD DKI, dan KPUD Solo memberikan salinan ijazah yang selama ini disembunyikan yang sudah diteliti secara ilmiah 99,9 persen palsu sebagaimana temuat detail dalam buku "Jokowi's White Paper". 
 
"Mau apalagi? Segera #AdiliJkW dan #MakzulkanFufufafa," katanya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X