KONTEKS.CO.ID - Kasus Reni Rahmawati, warga Sukabumi yang menjadi korban praktik mail order bride di China, kembali membuka mata publik terhadap maraknya perdagangan orang berkedok pernikahan.
Reni yang berusia 23 tahun dijanjikan pekerjaan bergaji tinggi, namun sesampainya di Fujian justru dinikahkan dengan pria lokal tanpa persetujuannya.
Namun, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou memastikan Reni kini berada di rumah aman dan mendapatkan perlindungan penuh.
“Kami pastikan Reni dalam kondisi aman dan semua proses hukum akan dikawal sampai tuntas,” kata Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Ben Perkasa Drajat.
Baca Juga: Purbaya Ancam Potong Dana KPR Subsidi, Kritik Penyerapan Dana yang Lambat
Ben menyebut, kasus seperti ini bukan yang pertama. Sejak awal 2025, KJRI Guangzhou mencatat lebih dari 10 laporan serupa yang menjerat perempuan Indonesia.
Modus Mail Bride Order
Modus mail order bride sering kali dimulai dengan janji pekerjaan atau pernikahan dengan kehidupan yang lebih baik.
Agen atau perantara akan menawarkan pasangan asing yang diklaim mapan, kemudian meminta sejumlah uang kepada pihak laki-laki.
Dalam kasus Reni, sang suami disebut membayar hingga Rp400 juta kepada agen.
Uang tersebut dijadikan “biaya pernikahan” dan membuat posisi korban seolah memiliki utang moral.
Baca Juga: DJ Panda Jalani 4 Jam Pemeriksaan Polisi, Erika Carlina Disebut Ogah Damai
“Kasusnya kompleks, tapi kami arahkan agar perceraian dilakukan dulu sebelum membahas kompensasi,” ujar Ben.
Reni bahkan mengaku dipaksa menandatangani dokumen pernikahan dan mengakui dua orang asing sebagai orang tuanya di depan penghulu.
Hal ini mengindikasikan kuatnya unsur penipuan dan pemaksaan dalam jaringan perdagangan orang lintas negara.
Artikel Terkait
Tim Bulu Tangkis Indonesia Tiba di Jepang, KBRI Tokyo: Dukung 100 Persen Para Duta Bangsa di Japan Open 2025
Kemlu RI Koordinasi dengan Peru, Usut Tuntas Kematian Staf KBRI Zetro Leonardo Purba
KBRI Seoul Menggelar Festival Indonesia, Menikmati Perjalanan Budaya Nusantara
Aksi Nekat WNI di Shibuya: Gasak 18 Tas Mewah Rp1 Miliar, KBRI Tokyo Jadi Berurusan dengan Polisi Jepang
Resmi Perkuat VC Nagano Tridents, Farhan Halim Sambangi KBRI dan Sekolah Indonesia di Tokyo