• Minggu, 21 Desember 2025

BMKG Buka Suara Soal Panas Ekstrem! Fenomena Pancaroba Jadi Biang Suhu Tembus 36 Derajat Celcius!

Photo Author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 17:45 WIB
Menyoroti analisis BMKG terkait cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah kota di Indonesia dalam sepekan terakhir. (Unsplash.com/JorgeVasconez)
Menyoroti analisis BMKG terkait cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah kota di Indonesia dalam sepekan terakhir. (Unsplash.com/JorgeVasconez)

KONTEKS.CO.ID - Cuaca panas ekstrem yang terasa menyengat dalam sepekan terakhir, 9–15 Oktober 2025 dirasakan di berbagai kota besar Indonesia.

Dari Jakarta hingga Surabaya, suhu siang hari menembus 35–36 derajat Celsius, membuat banyak warga mengeluh dan bertanya-tanya: apakah ini gelombang panas?

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa fenomena tersebut bukan heatwave, melainkan masa pancaroba atau peralihan musim dari kemarau ke hujan.

Baca Juga: Kapal Tanker Meledak di Batam, 10 Orang Tewas di Tempat dan Belasan Luka Parah.  

Dalam laporan resminya, Prospek Cuaca Mingguan Periode 10–16 Oktober 2025, BMKG menyebut peningkatan suhu terjadi karena intensitas radiasi matahari yang tinggi di siang hari. Lalu diperparah langit cerah tanpa awan sehingga panas menembus langsung ke permukaan bumi.

“Pada awal Oktober, sebagian wilayah Indonesia mulai bertransisi dari musim kemarau menuju musim hujan. Kondisi langit cerah dan minim awan membuat panas terasa lebih menyengat,” tulis BMKG dalam laporan tertanggal 15 Oktober 2025.

Faktor Cuaca Lokal dan Global Jadi Pemicu

Menurut analisis BMKG, panas yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia disebabkan oleh pemanasan permukaan tanah yang kuat, diiringi sirkulasi udara yang stabil dan minim awan.

Baca Juga: Mahfud MD: Penetapan Nadiem sebagai Tersangka Sah Secara Hukum, Kejaksaan Punya 4 Alat Bukti

Hal ini umum terjadi di masa pancaroba.

Selain faktor lokal, dampak atmosfer global juga ikut memengaruhi.

BMKG menjelaskan, nilai Dipole Mode Index (DMI) negatif memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah barat Indonesia, sementara gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator meningkatkan potensi hujan ekstrem di kawasan timur.

“Gelombang atmosfer ini mempercepat dinamika cuaca. Siang bisa panas terik, tapi sore berpotensi hujan lebat dengan petir dan angin kencang,” ungkap BMKG melalui keterangan resmi pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Baca Juga: Membaca Lagi Pernyataan Ignasius Jonan yang Menolak Kereta Cepat, Sejak Jadi Dirut KAI

Beberapa wilayah seperti Bekasi, Bogor, dan Malang yang biasanya lebih sejuk pun mencatat suhu maksimum hingga 34°C, sementara Surabaya dan Sidoarjo menembus 36°C.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X