• Minggu, 21 Desember 2025

Kritisi MBG, Publik Ingin Anggaran Dialihkan ke Infrastruktur dan Lapangan Kerja

Photo Author
- Jumat, 26 September 2025 | 19:46 WIB
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) (Foto: BRI)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) (Foto: BRI)

KONTEKS.CO.ID - Program prioritas andalan pemerintahan Prabowo–Gibran, Makan Bergizi Gratis (MBG), kini semakin disikapi kritis oleh publik, demikian temuan survei terbaru Indikator.

Meskipun masih banyak yang menilai program ini positif, kelompok warga yang merasa puas dan mendukung MBG cenderung mengalami penurunan signifikan.

Puncak dari kekritisan ini tercermin dalam temuan bahwa 60,6 persen mayoritas warga merasa program MBG sebaiknya dihentikan dan anggarannya dialihkan.

Baca Juga: Tingkat Kepuasan atas Kinerja Presiden Prabowo Kini di Level 58,9 Persen

Publik lebih setuju jika dana tersebut digunakan untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur guna membuka lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kekhawatiran publik tidak berhenti pada masalah alokasi anggaran, tetapi juga merambah pada isu integritas.

Publik saat ini lebih banyak yang tidak percaya bahwa program MBG akan bebas dari praktik korupsi.

Baca Juga: Eric Cantona Kritik FIFA: Standar Ganda dalam Perlakuan ke Israel

Keraguan ini menunjukkan adanya tuntutan transparansi yang tinggi terhadap program dengan anggaran jumbo tersebut.

Lebih lanjut, survei menemukan bahwa mayoritas warga juga tidak setuju jika pendanaan MBG diambil dari anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk sektor Pendidikan dan Kesehatan.

Ini mencerminkan prioritas publik yang menganggap dua sektor tersebut lebih vital dan tidak boleh dikorbankan.

Baca Juga: Perkumpulan Jasa Boga Spill Isi Dapur Program MBG yang Dinilai Asal-Asalan: Orang-Orang Dipaksa Belajar Instan

Sentimen ini memberikan tekanan politik yang besar bagi pemerintah, menuntut mereka untuk meninjau kembali sumber pendanaan dan efektivitas program.

Pemerintah perlu menyusun argumentasi yang kuat dan meyakinkan publik bahwa MBG memiliki dampak jangka panjang yang lebih besar daripada alternatif pembangunan lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X