• Senin, 22 Desember 2025

Kasus Anak Sekolah Keracunan MBG Kian Marak, MPR Desak Badan Gizi Nasional Lakukan Evaluasi

Photo Author
- Kamis, 25 September 2025 | 07:44 WIB
Kasus keracunan MBG kian marak, MPR desak BGN lakukan evaluasi (Foto: Instagram/@badangizinasional.ri)
Kasus keracunan MBG kian marak, MPR desak BGN lakukan evaluasi (Foto: Instagram/@badangizinasional.ri)

KONTEKS.CO.ID - Kasus anak sekolah keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) belakangan kian marak terjadi di berbagai daerah Indonesia.

Terkait hal itu, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid mendesak pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program tersebut.

Hidayat menilai maraknya kasus keracunan telah bertentangan dengan tujuan MBG itu sendiri yaitu menyehatkan anak-anak dengan meningkatkan kualitas gizi generasi bangsa. Padahal kata dia, konstitusi telahmemerintahkan negara untuk melindungi anak-anak bangsa.

"Namun disayangkan sekali, ribuan anak justru menjadi korban keracunan akibat mengonsumsi makanan MBG yang sebagiannya bermasalah," ujarnya, Kamis, 25 September 2025.

Baca Juga: Miris, Hanya 312 dari 1.379 Dapur Umum MBG yang Terapkan SOP Keamanan Pangan

Lebih lanjut dirinya juga mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan evaluasi demi memastikan masa depan generasi penerus bangsa benar-benar aman dan sehat.

"Pemerintah melalui BGN sebagai penyelenggara MBG, perlu segera melakukan evaluasi menyeluruh, dan memastikan bahwa pelaksanaan MBG di semua daerah berjalan dengan benar, aman, sehat, bergizi, halal, dan akuntabel. Agar berhentilah kasus keracunan itu, dan sukseslah program MBG sebagaimana diprogramkan semula,” tutupnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana berdalih bahwa kasus keracunan MBG lantaran mitra dapur belum berpengalaman melayani masakan dalam porsi besar.

Baca Juga: Ada Hiu Goreng, Puluhan Siswa Keracunan MBG di Ketapang

“Rata-rata yang muncul di berita terakhir ini adalah semua satuan pelayanan yang baru melaksanakan,” ujar Dadan kepada awak media di Kompleks Akademi Militer, Magelang, 27 Februari 2025 lalu.

Menurutnya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru memulai belum memiliki pengalaman memasak dalam porsi besar. Hal itu yang berpengaruh pada tingkat kematangan masih kurang sehingga menyebabkan keracunan.

“Karena untuk bisa memasak, biasa masak 1 sampai 10 untuk bisa 1.000 sampai 3.000 butuh waktu untuk membiasakan sampai kematangannya cukup,” katanya lagi.

Baca Juga: Gawat, Marak Keracunan Makanan MBG, Hanya 34 dari 8.583 Dapur Umum MBG yang Miliki SLHS

Saat mengunjungi para siswa di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat pada Selasa, 23 September 2025 lalu Dadan kembali buka suara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X