• Minggu, 21 Desember 2025

Keracunan Makanan MBG Kian Marak, Kepala BGN Sebut Mitra Dapur Tak Pengalaman hingga Bentuk Tim Investigasi

Photo Author
- Rabu, 24 September 2025 | 14:50 WIB
Kasus keracunan makanan MBG kian marak terjadi (Foto: Instagram/@badangizinasional.ri)
Kasus keracunan makanan MBG kian marak terjadi (Foto: Instagram/@badangizinasional.ri)

KONTEKS.CO.ID - Kasus siswa sekolah keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kian marak terjadi.

Kasus teranyar terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang bahkan telah menembus angka 411 siswa.

Sebanyak 47 siswa dari total angka tersebut masih menjalani rawat inap, sedangkan 364 siswa lainnya diizinkan rawat jalan.

Banyaknya jumlah siswa keracunan, membuat insiden itu ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) hingga posko dibuka di beberapa titik.

Baca Juga: Gawat, Marak Keracunan Makanan MBG, Hanya 34 dari 8.583 Dapur Umum MBG yang Miliki SLHS

Kasus keracunan makanan MBG telah berulang kali terjadi. Seperti di Gunungkidul, DIY, sebanyak 19 siswa di daerah itu mengalami keracunan MBG pada 15 September 2025.

Selanjutnya di Sumbawa, NTB juga terjadi sehari kemudian atau 16 September 2025. Ratusan siswa keracunan juga terjadi di MTSN 2 yakni sebanyak 94 orang, MIN 3 (20 orang) dan siswa MAN 3 sebanyak (11 orang), serta siswa SMPN 3 sebanyak 2 orang.

Tanggapan Kepala BGN

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana berdalih kasus keracunan MBG lantaran mitra dapur belum berpengalaman melayani masakan dalam porsi besar.

“Rata-rata yang muncul di berita terakhir ini adalah semua satuan pelayanan yang baru melaksanakan,” ujar Dadan kepada awak media di Kompleks Akademi Militer, Magelang, 27 Februari 2025 lalu.

Menurutnya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru memulai belum memiliki pengalaman memasak dalam porsi besar. Hal itu yang berpengaruh pada tingkat kematangan masih kurang sehingga menyebabkan keracunan.

Baca Juga: Puan Maharani Soal Evaluasi Total Program MBG: Bukan Cari Kambing Hitam

“Karena untuk bisa memasak, biasa masak 1 sampai 10 untuk bisa 1.000 sampai 3.000 butuh waktu untuk membiasakan sampai kematangannya cukup,” katanya lagi.

Saat mengunjungi para siswa di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat pada Selasa, 23 September 2025 lalu Dadan kembali buka suara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X