“Bayangkan dalam kondisi masyarakat yang sedang susah, beras tiba-tiba hilang. Dalam kondisi masyarakat yang sedang banyak pengangguran, daya beli masyarakat, pajak ditingkatkan di mana-mana. Bahkan sekarang ada indikasi BPJS (Kesehatan) mau dinaikkan,” katanya berargurmen.
“Kebijakan-kebijakan ini jangan-jangan ini sabotase secara struktural diam-diam yang bisa melemahkan Presiden Prabowo,” tambahnya.
Ketika Prabowo lemah sebagai Presiden, maka ada pihak yang mengambil keuntungan. “Dan kalau Presiden Prabowo lemah dan jatuh, siapa yang mengambil manfaat? Anda tahu jawabannya siapa? Saya tidak berani menyebutkan kelompok mana atau siapa yang bermain sebagai invisible hand. Tangan-tangan yang tidak terlihat ini,” tutur Rudi.
Menurut dia, hal ini bisa dirasakan tapi sulit untuk dibuktikan. “Seperti ya sesuatu yang bisa kita rasakan, kita nalar secara logika memang, tapi sulit untuk kita buktikan. Saya yakin intelijen kita baik BIN, Bais, Intelkam itu mempunyai kepekaan atau radar intelijen yang lebih tinggi untuk memberikan masukan pada Presiden,” tambahnya.
Baca Juga: Ratusan Guru Besar dan Akademisi AAPI: Pemerintah Jangan Terapkan Darurat Militer!
Rudi berharap Presiden tidak ragu-ragu untuk menemukan aktor intelektual di balik demo rusuh ini. “Siapa yang mengorkestrasi, provokasi kepada rakyat ini. Rakyat yang sejatinya melaksanakan hak konstitusionalnya untuk bersuara mengeluarkan pendapat, memprotes, mengkritisi DPR pemerintah,” jelasnya.
Dalam analisisnya, ternyata aksi menyampaikan pendapar ini ada kesan diprovokasi sehingga kerusuhannya membesar dan sudah tidak proporsional lagi.
“Saya dalam poin ini menjaga agar jangan sampai ada kerusuhan yang lebih masif, lebih sistematis dan lebih besar lagi ekskalasinya,” harap alumni Institut Pertanian Bogor atau IPB itu.
Kalau ekskalasi itu terjadi, maka yang menjadi korban adalah rakyat lagi. “Di sisi lain saya menduga Presiden Prabowo sedang digergaji oleh kelompok-kelompok yang ingin memanfaatkan situasi ini,” simpulnya.
Baca Juga: Jadi Sorotan Dunia, Media Rusia Sebut George Soros Dalang Kerusuhan di Indonesia
Berdasarkan penjabaran di atas, Rudi berpesan agar Presiden berhati-hati. “Siapa tahu analisis saya ini benar. Ada sabotase! Karena menurut saya sudah aneh ini demonstrasinya, sudah kehilangan konteks, tidak lagi menyuarakan hal substansial,” tambahnya.
Rudi pun meminta agar teman-teman aksi dari driver ojol, mahasiswa, kaum buruh atau lainnya harus hati-hati dan konsolidasi. Mereka diharapkan berkomunikasi dengan jejaring yang ada agar jangan sampai dijadikan tunggangan bagi political destruction.
“Kalau ini terjadi, sayang oleh rakyat sendiri. Tujuan para driver ojel, tujuan dari kaum buruh, tujuan dari para mahasiswa akan kehilangan konteksnya kalau akhirnya terjadi kerusuhan yang lebih masif,” katanya mengingatkan.
Saya mengharap pemerintah negara segera bertindak untuk meredam agar tidak terjadi kerusuhan atau demonstrasi yang lebih besar lagi.
Baca Juga: 7 Jam Digarap Terkait Korupsi Haji, Gus Yaqut Dicecar 18 Pertanyaan oleh KPK
Artikel Terkait
Redam Kegelisahan Publik, Analis Rekomendasikan Prabowo Sering Bicara ke Media Bukan Influencer
Media Asing Soroti Ujian Besar Pertama Prabowo Gagalkan Kunjungan ke China
Presiden Prabowo Berada di Titik Krusial, Setop 'Mengasuh' Orang-orang Warisan Jokowi
Prabowo Didorong Nasionalisasi BCA, Sasmito Singgung Skandal BLBI
Presiden Prabowo Percayakan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Tampil Depan Publik, ke Mana Menko Polhukam Budi Gunawan dan Sufmi Dasco Ahmad?