Dengan demikian, Bulog bisa mengelola dana lewat skema investasi fleksibel yang berbeda dari mekanisme subsidi selama ini.
Denagn skema itu, Bulog bisa menyerap produksi beras petani dengan dana bergulir berbiaya rendah.
Disebutkan, langkah ini sebagai strategi untuk memastikan stok beras tetap aman sepanjang tahun, sekaligus menahan gejolak harga yang kerap menghantam konsumen.
"Kebijakan investasi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional, menjaga stabilitas harga beras, serta memastikan pemanfaatan APBN yang lebih produktif dan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat,” lanjut PCO RI.
Baca Juga: Ancaman Sesar Lembang, Bandung Raya Dapat Diguncang Gempa dengan Tingkat Kerusakan Merata
Namun meski mendapat suntikan dana besar, Bulog tetap diminta menjaga tata kelola dan efisiensi agar uang triliunan itu tidak mubazir.
Untuk itu, efektivitas menjadi kunci agar dana benar-benar menyentuh petani dan masyarakat.
Selain alokasi untuk Bulog, anggaran ketahanan pangan 2026 juga mencakup pembangunan lumbung pangan dan cadangan pangan sebesar Rp53,3 triliun.
Lalu, subsidi pupuk 9,62 juta ton senilai Rp46,9 triliun.***
Artikel Terkait
Bulog Sebut Stok Beras Indonesia Tembus 4,25 Juta Ton, Aman atau Cuma Angka?
Sri Mulyani Suntik Rp16,6 Triliun ke Bulog, Stok Beras Nasional Tertinggi sejak 1969
Bulog Berencana Serap 1 Juta Ton Jagung Lokal, Berapa Harga per Kilogram?
Kemendagri Ungkap Risiko Kerugian Hingga Tak Layak Konsumsi Efek Menggunungnya Stok Beras Bulog
Bulog Gencar Operasi Pasar Tapi Harga Beras Makin Mahal, Kemendagri Soroti Hal Ini Agar Harga Turun