Mulai ketahanan pangan, energi, program makan bergizi gratis (MBG), pendidikan, kesehatan, pembangunan desa serta UMKM, pertahanan semesta, hingga akselerasi investasi serta perdagangan global.
“Untuk MBG saja tambahan anggarannya sekitar Rp330 triliun. Jadi memang kenaikan belanja untuk prioritas pemerintah cukup besar,” jelasnya.
Sementara, dana transfer ke daerah (TKD) justru turun 24,8 persen menjadi Rp650 triliun.
Hal ini seiring penyesuaian kebijakan fiskal nasional yang diarahkan untuk mendorong kemandirian daerah.
Di sisi penerimaan, negara menargetkan Rp3.147,7 triliun atau naik 9,8 persen dibanding outlook APBN 2025.
Baca Juga: Profil Kartika Wirjoatmodjo, Salah Satu Calon yang Digadang-gadang Jadi Menteri Keuangan Baru
Penerimaan pajak dipatok tumbuh 13,5 persen menjadi Rp2.357,7 triliun, sedangkan kepabeanan dan cukai ditargetkan Rp33,43 triliun atau naik 7,7 persen.
Total penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2026 ditetapkan Rp2.692 triliun, meningkat 12,8 persen.
Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diproyeksikan Rp455 triliun, turun 4,7 persen dari outlook 2025, terutama karena peralihan setoran dividen BUMN ke BPI Danantara.***
Artikel Terkait
Menkeu Sri Mulyani Ingatkan Danantara soal Dominasi: Bisa Terjadi 'Crowding Out'
Menkeu Sri Mulyani: Kekayaan Negara Tembus Rp13.692 Triliun, Naik 7,57 persen
Sri Mulyani Ungkap Proyeksi Pembayaran Bunga Utang RI Capai Rp552 Triliun, Lebih Besar dari 2024
Sri Mulyani Suntik Rp16,6 Triliun ke Bulog, Stok Beras Nasional Tertinggi sejak 1969