• Minggu, 21 Desember 2025

Unjuk Kekuatan hingga Jampidsus Febrie Ardiansyah Dikuntit Densus, Mantan Wakapolri: Ada Api dalam Sekam‎ Antara Polri-Kejagung

Photo Author
- Selasa, 12 Agustus 2025 | 16:13 WIB
Mantan Wakapolri Oegroseno menilai penguntitan Jampidsus Febrie Ardiansyah oleh anggota Densus 88, pelanggaran kode etik berat. (KONTEKS.CO.ID/Dok. YouTube Madilog)
Mantan Wakapolri Oegroseno menilai penguntitan Jampidsus Febrie Ardiansyah oleh anggota Densus 88, pelanggaran kode etik berat. (KONTEKS.CO.ID/Dok. YouTube Madilog)


KONTEKS.CO.ID – Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno mensinyalir ‎ada api dalam sekam di balik beberapa kejadian antara peronel Polri dan petinggi Kejaksaan Agung (Kejagung) belakangan ini.

‎“Kalau saya melihat, sepertinya seperti itu [ada api di dalam sekam],” kata Oegro dalam sinear Madilog pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Mantan orang nomor dua di Polri ini mensinyalir demikian karena melihat beberapa kejadian belakangan ini, di antaranya sejumlah kendaraan pasukan Polri mengelilingi Kejagung.

Baca Juga: Mantan Wakapolri: Penguntitan Jampidsus Febrie Ardiansyah oleh Densus 88, Pelanggaran Kode Etik Berat

‎Setelah itu, anggota Densus 88 Antiteror Polri menguntit Jampidsus Febrie Ardiansyah dan penguntitan terhadap Ferry Yanto Hongkiriwang ‎(FYH) yang kemudian menarik nama Febrie ke dalam pusarannya.

“Beberapa kejadian sebelumnya ya, yang ada kendaraan polisi muter-muter Kejaksaan Agung, sekarang lagi ada kejadian seperti ini,” ujarnya.

Oegro menilai memanasnya hubungan antara Kejagung dengan Polri ini kemungkinan terjadi antarelit di kedua institusi tersebut. Pasalnya, kurang harmonisnya hubungan kedua institusi ini hanya terjadi di Jakarta.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Sidik Kasus Penculikan Anggota Densus 88 hingga Rumah Jampidsus Dijaga Ketat TNI

“Kalau antara Polri dengan Kejaksaan ini hanya terjadi di tingkat pusat saja, di daerah saya tidak pernah dengar itu,” ujarnya.

Menurut Oegro, konflik tersebut bisa jadi karena ego dari elit Polri dan Kejaksaan. “Kalau saya baca ya, kira-kira antara arogansi sektoral, arogansi fungsional, terus arogansi individu saja,” tandasnya.

Berdasarkan pengalaman, lanjut Oegro, aspek kedewasaan elit atau pimpinan sangat berpengaruh. Ia lantas menyampaikan, saat menjabat wakapolri, Wakil Jaksa Agung dijabat oleh teman ketika SMP di Kudus, Jawa Tengah (Jateng).

Baca Juga: IPW Minta Polri Buka Kasus yang Tengah Ditangani Densus 88 terkait FYH dan Jampidsus

Menurutnya, karena usianya sama, maka tidak sungkan untuk saling berkunjung, baik dalam kapasitas sebagai mitra sesama aparat penegak hukum maupun teman.

‎“Karena seumur, seusia. Tapi kalau perbedaan usia ini jauh, mungkin itu tadi, mungkin mau menghadap sungkan,” katanya.

Ia melanjutkan, ‎merasa gengsi untuk menemui karena posisinya lebih senior atau umurnya lebih tua. “Sebetulnya itu harus dihilangkan. Ini sama-sama aparat penegak hukum,” tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X