• Senin, 22 Desember 2025

Apa Tujuan Deretan Satuan dan Jabatan Baru di TNI? Ini Kata Prabowo

Photo Author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 18:16 WIB
Presiden RI, Prabowo Subianto (Foto: BPMI Sekretariat Presiden RI)
Presiden RI, Prabowo Subianto (Foto: BPMI Sekretariat Presiden RI)

KONTEKS.CO.ID – Presiden Prabowo Subianto meresmikan 6 Kodam baru, 14 Komando Daerah Laut‎ (Kodaeral), 3 Kodau, ‎6 Grup Kopassus, dan 20 Brigade Infanteri Teroterial Pembangunan.

Kemudian, 1 Brigade Inf‎anteri Marinir, 1 Resimen Kopasgat, 100 Batalion Teroterial Pembangunan, 5 Batalion Infanteri Marinir, dan 5 Batalion Komando Kopasgat. Prabowo juga melantik para pejabat serta Wakil Panglima TNI ‎yang selama 25 tahun kosong.

Prabowo meresmikan sejumlah satuan dan melantik para pejabatnya dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung Barat, Minggu, 10 Agustus 2025.

Baca Juga: Gibran Tak Salami AHY hingga Bahlil, Puan Sebut Kabinet Prabowo Baik-baik Saja

Lantas, apa tujuan Prabowo membentuk dan meresmikan sejumlah satuan‎ serta melantik deretan pejabatnya? Dalam siaran langsung melalui akun YouTube TNI, Prabowo menyampaikanan alasannya.

Prabowo menyampaikan, penambahan satuan tersebut merupakan langkah strategi ‎dalam menghadapi kondisi global yang penuh ketidakpastian.

Terlebih lagi, lanjut Prabowo, terjadinya perang di sejumlah kawasan, di antanya di Eropa dan Timur Tengah.

“Walaupun kita tidak suka perang, perang terjadi di mana-mana, di kontinen Eropa, di Timur Tengah,” ujarnya.

Baca Juga: Gibran Bikin Heboh! Tak Salami 4 Menteri Prabowo di Upacara Militer, AHY dan Zulhas Pasang Wajah Tegang

Menurutnya, bangsa atau negara yang lemah diperlakukan semena-mena.‎ “Orang tua, ibu-ibu, anak kecil dibantai dan tidak ada yang bisa menghentikan itu.”

Atas dasar itu, kata Prabowo, ‎meskipun Indonesia tidak memihak blok manapun (nonblok) dan tidak menyuai perang, namun mempunyai pertahanan yang kuat merupakan keniscayaan.

“Tidak ada pilihan lain, Indonesia harus punya pertahanan yang kuat,” tandasnya.

Ia juga menjelaskan, saat ini Indonesia menerapkan pertahanan defensif untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Wawasan kita adalah wawasan pertahanan yang defensif,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X