• Minggu, 21 Desember 2025

Indonesia Kenyang Pengalaman Pahit, Prabowo: Setiap Mau Sejahterakan Rakyat, Kita Diganggu!

Photo Author
- Senin, 11 Agustus 2025 | 11:25 WIB
Presiden RI, Prabowo Subianto (Foto: BPMI Sekretariat Presiden RI)
Presiden RI, Prabowo Subianto (Foto: BPMI Sekretariat Presiden RI)

KONTEKS.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Landasan Komplek Komplek Pusat Pendidikan dan Pelatihan Komando Pasukan Khusus (Pusdiklat Kopassus), Batujajar, Jawa Barat, Minggu, 10 Agustus 2025.

Salah satu hal yang ditekankan Prabowo dalam amanatnya ialah pentingnya kesiapan seluruh rakyat terlibat membela negara.

Hal itu mengingat sistem pertahanan Indonesia berbasis pertahanan rakyat semesta.

Ia menegaskan tekad bangsa Indonesia untuk mempertahankan setiap jengkal tanah air dari ancaman apapun, meski dunia berada dalam situasi penuh ketidakpastian.

Baca Juga: Prabowo: Pandangan Defensif‎ Tak Akan Menang Perang, Keliru

“Bangsa Indonesia tidak suka perang. Bangsa Indonesia ingin damai, tapi bangsa Indonesia telah mengalami pengalaman pahit. Setiap kali kita mau bangkit, kita diganggu. Setiap kali kita mau menyejahterakan rakyat kita, kita diganggu,” tegas Prabowo, mengutip laman resmi presidenri.go.id.

Mantan Danjen Kopassus itu berujar bahwa sejarah telah membuktikan bahwa kekayaan Indonesia kerap menjadi sasaran perampokan dan upaya adu domba.

Baca Juga: Prabowo Sebut Militer yang Kuat Syarat Mutlak Kemerdekaan Suatu Bangsa

Oleh karenanya Prabowo menyampaikan komitmennya dalam upaya penguatan pertahanan negara.

“Kita harus mempertahankan wilayah kita, kita harus mempertahankan kedaulatan kita, kita harus mempertahankan kekayaan kita,” tegasnya.

Prabowo juga menyinggung kondisi global saat ini, di mana perang masih banyak terjadi di berbagai belahan dunia. Hal tersebut dapat dijadikan pelajaran penting bagi Indonesia.

Baca Juga: Prabowo: Tak Ada Pilihan Lain, Indonesia Harus Punya Pertahanan Super Kuat

“Di kontinen Eropa, perang besar terjadi. Di Timur Tengah kita melihat bagaimana bangsa yang lemah diperlakukan. Orang tua, ibu-ibu, anak kecil dibantai dan tidak ada yang bisa menghentikan itu. Indonesia tidak mau memihak blok mana pun, tapi karena itu tidak ada pilihan lain, Indonesia harus punya pertahanan yang sangat kuat,” tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X