Dengan muatan maksimum 37 ton dan jangkauan melebihi 2.400 mil laut dengan 30 ton di dalamnya, A400M dapat menjangkau hampir semua lokasi di kepulauan Indonesia dari Jakarta, bahkan yang memiliki infrastruktur terbatas.
Kemampuannya untuk lepas landas dan mendarat di landasan udara pendek tanpa aspal, termasuk di lingkungan pegunungan dan hutan, memberinya keunggulan penting dalam misi bantuan bencana, logistik militer, dan pengerahan pasukan.
A400M juga mampu berfungsi sebagai pesawat tanker pengisian bahan bakar udara multiperan, yang memungkinkan pengisian bahan bakar di udara untuk jet tempur, helikopter, dan pesawat besar lainnya yang semakin memperkuat perannya sebagai pengganda kekuatan dalam doktrin operasional TNI-AU yang terus berkembang.
Ketegangan regional di Indo-Pasifik meningkat, dan dengan meningkatnya kekhawatiran atas aktivitas zona abu-abu di Laut Cina Selatan, akuisisi A400M oleh Indonesia mewakili lebih dari sekadar peningkatan logistik.
Baca Juga: Ini Daftar Negara Anggota NATO yang Pasok Alutsista ke Indonesia
Hal ini menandai evolusi strategis dalam cara negara tersebut bermaksud menanggapi keadaan darurat nasional, memproyeksikan stabilitas di seluruh wilayah maritimnya, dan berkontribusi pada kerangka kerja keamanan regional yang lebih luas.
Kontrol penerbangan fly-by-wire, subsistem bantuan pertahanan canggih (DASS), dan kokpit kaca modern pada pesawat ini memberikan kemampuan bertahan operasional dan mengurangi beban kerja pilot, sehingga menyelaraskan TNI-AU dengan angkatan udara dunia terkemuka.
A400M Indonesia diperkirakan akan ditempatkan di pangkalan udara utama di Jawa atau Sumatra, di mana mereka akan melengkapi aset angkut udara yang ada seperti armada C-130 Hercules yang lebih tua, yang banyak di antaranya mendekati akhir masa pakainya.
Meskipun Hercules tetap menjadi andalan di banyak angkatan udara, A400M menawarkan daya angkut dan jangkauan hampir dua kali lipat, serta interoperabilitas yang unggul dengan prosedur standar NATO, sebuah pertimbangan penting seiring upaya Indonesia untuk mempererat hubungan pertahanan regional dan internasional.
Baca Juga: Panglima dan Kepala Staf TNI Berkumpul di Kediamanan Prabowo, Ada Apa?
Setelah bencana alam baru-baru ini seperti gempa bumi Sulawesi Barat, tsunami Lombok, dan banjir Papua, kemampuan untuk mengerahkan tim SAR, alat berat, rumah sakit keliling, dan pasokan penting ke daerah-daerah terpencil secara cepat menjadi semakin mendesak bagi Jakarta.
Ruang kargo A400M yang luas juga mampu menampung kendaraan militer berat, helikopter, dan palet dipadukan dengan kemampuannya untuk membongkar muatan tanpa memerlukan peralatan darat yang rumit, berarti pesawat ini dapat merespons dengan cepat ketika waktu sangat penting.
Kemampuan baru ini sejalan dengan agenda modernisasi militer Indonesia yang lebih luas, yang tidak hanya mencakup peningkatan kemampuan pengangkutan udara strategis tetapi juga pengadaan pesawat tempur multiperan, pesawat nirawak pengintai jarak jauh, dan sistem pertahanan udara di tengah meningkatnya tekanan untuk meningkatkan pencegahan nasional.
Baca Juga: Kemampuan Super Flanker Sukhoi SU-35 Jadi Rival Berat F-15, Eurofighter Typhoon, dan Dassault Rafale
TNI-AU telah mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan A400M ke dalam latihan gabungan dengan mitra ASEAN dan Indo-Pasifik, termasuk Australia dan Jepang, yang akan memungkinkan pesawat tersebut menunjukkan interoperabilitasnya dan memperkuat diplomasi pertahanan Indonesia.
Artikel Terkait
Prabowo Keluhkan Anggaran Kemhan Banyak Ditolak Sri Mulyani, Ternyata Segini Tambahan Utang Belanja Alutsista
Prabowo Sebut Alutsista Era Bung Karno Bekas, PDI Perjuangan: Tidak Benar, Koreksi Pernyataannya
Prabowo Bermimpi Industri Pertahanan RI dan Turki Bisa Produksi Alutsista Bersama
Ini Daftar Negara Anggota NATO yang Pasok Alutsista ke Indonesia
Empat Perwira TNI AU Berhasil Tuntaskan Pendidikan Militer Strategis di AFCC China