“Menurut kajian yang disampaikan Kementerian Kebudayaan, ini puncak keberagaman bangsa dan budaya yang plural,” katanya.
“Kita tidak menganut otak-atik gathuk atau cocoklogi, kalau kebetulan nggak apa-apa, ini soal kebetulan,” tandasnya.
Sebelumnya, politisi PDIP, Aria Bima juga mengingatkan bahwa sebaiknya tak ada penafsiran untuk mengaitkannya dengan ulang tahun Prabowo.
“Jangan disimplikasi, jangan terlalu dikecilkan, dikerdilkan dengan hal yang berkaitan, persamaan hari lahirnya Pak Prabowo,” ujar Aria Bima kepada media di Kawasan Parlemen Senayan pada Senin, 14 Juli 2025 lalu.
Baca Juga: Spesifikasi Toyota Glanza: Hatchback Stylish dengan Performa Efisien
Aria juga meyakini bahwa Prabowo pun tidak akan menyukai gagasan hari lahirnya secara sengaja dijadikan sebagai momen penting untuk negara.
“Saya kira Pak Prabowo juga tidak akan suka kalau kelahirannya kemudian dijadikan sebagai satu hal yang monumental seperti kebudayaan,” tambahnya.***
Artikel Terkait
Istana Bantah Presiden Prabowo Tugaskan Wapres Gibran Berkantor di Papua
Istana Ancam Penerima Bansos yang Ketahuan Main Judi Online, Singgung Instruksi Presiden Prabowo
Fadli Zon Tetapkan Tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, Erri Subakti Pastikan Bakal Menuai Polemik Lagi: Kok Sama dengan HUT Prabowo?
Tetapkan Hari Kebudayaan Nasional Sama dengan Ulang Tahun Presiden Prabowo, Fadli Zon Singgung Tanda Tangan Soekarno dan Sukiman Wirjosandjojo
Fadli Zon Tetapkan Hari Kebudayaan Nasional, PDIP: Pak Prabowo Tak Akan Suka