"Jenazahnya baru bisa dievakuasi dari lokasi kejadian pada tanggal 25 Juni 2025, dengan bantuan para relawan dan tim penyelamat lokal," keterangan dilanjutkan.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Juliana, Pemerintah Kota Niteroi, di wilayah Metropolitan Rio de Janeiro, Brasil, meresmikan sebuah plakat dengan namanya di Camboinhas. Selain itu, mirador (titik pandang) dan Pantai do Sossego juga diabadikan dengan nama Juliana Marins untuk mengenang dirinya.
Sebelumnya, Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit, pada 27 Juni, mengatakan hasil autopsi menunjukkan Juliana meninggal dunia sekitar 20 menit setelah jatuh.
Alit menyebut Juliana meninggal dunia karena mengalami benturan keras bukan karena hipotermia. Ia mengalami luka paling parah di bagian dada.***
Artikel Terkait
Pemerintah Brasil dan Keluarga Juliana Marins Minta Otopsi Ulang, Berpotensi Dibawa Ke Komisi IACHR
Indonesia Siap Investigasi Bersama Brasil soal Kematian Juliana Marins di Rinjani
Soal Juliana Marins, Brasil Ancam Gugat HAM Internasional, Raja Juli Antoni: Indonesia akan Tanggung Jawab
Bakal Digugat, Prabowo Pendekatan dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva soal Kasus Juliana Marins?
Kepala Basarnas Tanggapi Dugaan Kelalaian Evakuasi Juliana Marins di Rinjani