KONTEKS.CO.ID - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI M. Syafi’i menanggapi kritik terhadap dugaan kelalaian dalam proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Syafi’i menegaskan, Basarnas langsung menjalankan tugas kemanusiaan begitu menerima informasi mengenai insiden tersebut.
"Basarnas melaksanakan tugas kemanusiaan sejak informasi disampaikan hingga proses evakuasi selesai," ujar Syafi’i di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 7 Juli 2025.
Syafi’i menyebut bahwa tudingan kelalaian merupakan hal yang bersifat subjektif dan menegaskan bahwa pihaknya sudah bertindak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
"Menurut saya, soal lalai atau tidak itu relatif, tergantung siapa yang menyampaikan dan untuk siapa ditujukan. Basarnas sudah bertugas sesuai mandat dan ketentuan yang berlaku," katanya.
Kronologi jatuhnya Juliana Marins bermula pada Sabtu, 21 Juni 2025, sekitar pukul 06.30 WITA.
Juliana Marins (35), seorang pendaki asal Brasil, dilaporkan terjatuh ke jurang di kawasan Cemara Nunggal, jalur pendakian menuju puncak Gunung Rinjani melalui jalur Sembalun.
Menurut saksi dan laporan awal, kondisi di lokasi kejadian sangat ekstrem, dengan lereng curam berbatu, serta kabut tebal yang membatasi jarak pandang. Saat itu, korban bersama rombongan sedang mendaki menuju puncak.
Baca Juga: Budi Gunawan Ajukan Tambahan Anggaran 2026 Rp728,8 Miliar, Fokus untuk Command Center Politik
Setelah menerima informasi kecelakaan, tim dari Pos SAR Mataram bersama unsur gabungan, termasuk Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Polri, TNI, relawan dan porter lokal, langsung dikerahkan untuk melakukan pencarian dan evakuasi.
Karena kondisi cuaca yang tidak menentu, serta kondisi lokasi yanh sangat curam, baru pada Selasa 24 Juni 2025, tim SAR mencapai korban dan memastikan Juliana telah meninggal dunia.
Respons dan Evaluasi Lanjutan
Kasus ini menuai perhatian luas, termasuk dari pemerintah Brasil yang meminta klarifikasi atas penyebab dan proses penanganan insiden.
Artikel Terkait
Donasi Rp1,54 M untuk Agam Rinjani Dibatalkan: Warga Brasil Curiga, Gara-Gara Kurang Transparansi?
Sempat Baper, Donasi Rp1,5 M untuk Agam Rinjani Tak Jadi Batal Usai VOAA Dikritik Warga Brasil
Agam Rinjani Santai Donasi Rp1,5 M Nyaris Dibatalkan VOAA: Brasil, I Love You
Raja Juli Ajak Agam Rinjani Hingga Tyo Survival Diskusi Keamanan Mendaki, Menhut Punya Ide Prasyarat Pendakian
Indonesia Siap Investigasi Bersama Brasil soal Kematian Juliana Marins di Rinjani