Harapan sempat muncul, namun kabar dari ibu Putri bahwa anaknya satu-satunya perempuan dalam mobil travel itu kembali menggoyahkan keyakinan mereka.
Rani lalu menghubungi pemilik travel di Banyuwangi.
Sang pemilik mengonfirmasi Putri adalah satu-satunya penumpang perempuan dalam kendaraan itu, dan sopirnya telah selamat.
Namun Rani belum puas, karena tidak ada dokumen atau bukti resmi yang menunjukkan Putri memang berada dalam kapal tersebut.
Baca Juga: Kapal Tenggelam Diduga KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan di Dasar Laut Selat Bali
"Kalau tidak tercantum di manifes, bagaimana bisa dibuktikan? Kami butuh kejelasan," ujarnya tegas.
Ia meminta pemilik travel untuk datang langsung ke Gilimanuk dan memberikan penjelasan.
"Saya masih menunggu iktikad baiknya," tambahnya.
Bagi Rani, tragedi ini bukan hanya soal kehilangan orang tercinta, tapi juga menyuarakan lemahnya sistem pendataan penumpang.
Dia menilai tanpa manifes yang akurat, keluarga korban sulit mendapatkan kejelasan, apalagi jika harus mengurus hak seperti klaim asuransi.
Sampai saat ini, satu-satunya petunjuk Putri berada di kapal hanyalah pengakuan dari pihak travel.
Rani dan keluarganya hanya bisa berharap akan ada keajaiban.
Ia bersama Fahmi dan kakak Putri, Muhamad Sofyan, masih bertahan di pelataran kantor ASDP Gilimanuk, menunggu kabar baik.***
Artikel Terkait
Cerita Korban Selamat Kapal Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
Menhub Instruksikan KNKT Segera Investigasi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
35 Korban KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali, 6 Meninggal, Ini Data Lengkapnya
Pemilik KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Minta Maaf dan Janji Evaluasi