KONTEKS.CO.ID - Kesedihan mendalam menyelimuti rumah keluarga Fahmi Rashyid (24) setelah tunangannya, Putri Permatasari (21 tahun), dinyatakan hilang dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Padahal, pasangan ini berencana menikah pada 13 Agustus mendatang.
Sejak dua hari lalu, Rani Komala Sari (43 tahun), ibu Fahmi, diliputi kecemasan karena belum mendapat kabar pasti tentang keberadaan calon menantunya.
Putri, warga Rogojampi, Banyuwangi, diketahui sedang dalam perjalanan kembali ke Bali usai mengurus dokumen pernikahan di Jawa.
Baca Juga: Malaysia Menyelidiki Dugaan Warganya Jadi Korban Kapal Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
Ia sempat menghubungi Fahmi, memberi tahu akan menyeberang menggunakan mobil travel, tetapi hingga kini, tak kunjung tiba.
Fahmi dan ibunya baru tersentak ketika menerima kabar pada Kamis pagi ada kapal yang menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk malam sebelumnya tenggelam.
Awalnya mereka menolak percaya, sebab nama Putri tak tercantum dalam daftar manifes resmi.
Fahmi bahkan sempat meyakinkan ibunya kapal yang dimaksud adalah kapal barang.
Baca Juga: Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Pekalongan: 17 Orang Meninggal, Korban Hilang Bertambah
Namun keraguan mulai berubah menjadi kecemasan.
Itu ketika mereka menerima telepon dari ibu Putri yang menyebut mobil travel yang ditumpangi anaknya berada di kapal apes tersebut.
Rani dan Fahmi lalu bergegas menuju Pelabuhan Gilimanuk.
Mereka kembali memeriksa manifes, tetapi nama Putri tetap tidak ditemukan.
Artikel Terkait
Cerita Korban Selamat Kapal Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
Menhub Instruksikan KNKT Segera Investigasi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
35 Korban KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali, 6 Meninggal, Ini Data Lengkapnya
Pemilik KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Minta Maaf dan Janji Evaluasi