KONTEKS.CO.ID - Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mengakui tidak semua beras yang disalurkan Bulog atau Badan Urusan Logistik memiliki kualitas baik.
"Memang tidak 100 persen bagus. Rata-rata sekitar 100 ribu ton per tahun," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI pada Rabu, 2 Juli 2025.
Namun, Amran menegaskan Bulog tidak menyalurkan beras berkualitas rendah kepada masyarakat.
Menurutnya, beras dengan kualitas rendah tersebut justru didistribusikan ke sektor peternakan.
"Berasnya dijual untuk pakan ternak," katanya.
Dari hasil penjualan ini, Amran menyebut Bulog masih bisa memperoleh pendapatan tambahan.
Selain memastikan kualitas beras untuk konsumsi publik, pemerintah juga mencegah distribusi beras berkualitas rendah guna menekan praktik oplosan.
"Kalau kita jual ke orang-orang tertentu, itu bahaya. Mereka oplos, dipoles, lalu dijual lagi," jelas Amran.
Baca Juga: Amran Sulaiman Bongkar Manipulasi Data Stok Beras: Modus Jahat Menggiring Impor!
Praktik pengoplosan beras ini belakangan makin marak.
Berdasarkan temuan Satgas Pangan, Amran menyebut 80 persen beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah dicampur dan dijual kembali sebagai beras premium.
Ia memperkirakan kerugian negara akibat praktik ini mencapai Rp2 triliun per tahun.
Untuk menjamin distribusi beras berkualitas bagi masyarakat, Amran meminta Bulog memprioritaskan penyaluran beras lama lebih dulu.
Artikel Terkait
Petani Keluhkan Sulit Jual Gabah ke Bulog, Mentan Amran Sebut Ada Celah Mafia
Titiek Soeharto Apresiasi Beras Surplus 4 Juta Ton, Ungkap Peluang Ekspor
Mentan Andi Bongkar Keanehan Stok Beras di Gudang Cipinang, Sebut Permainan 'Mafia'
Grafik Pasar Induk Beras Cipinang Tunjukkan Ada Permainan Mafia, 11 Ribu Ton Hilang dalam Sehari