Pandangan Mas Toto menyoroti sebuah dilema, naluri seorang ayah untuk melindungi anaknya di kancah politik yang keras versus kebutuhan seorang pemimpin untuk menunjukkan kemandirian dan kematangan.
Pertanyaan besar yang mengemuka adalah, sampai kapan Gibran akan berada di bawah perlindungan sang ayah, dan kapan ia akan benar-benar membuktikan kematangan politiknya sendiri di hadapan publik dan elit politik?
Ini akan menjadi salah satu dinamika menarik yang akan terus diamati dalam perjalanan politik Indonesia ke depan.
Artikel Terkait
Harta Ruruh Wicaksono Rp6 M, Eks Kapolresta Cilacap yang Jadi Ajudan Gibran Ini Jagoan Bidang Reserse
Kombes Ruruh Wicaksono Bisa Naik Pangkat Usai Jadi Ajudan Gibran, Ini Kriteria Ajudan Wakil Presiden
Kelakuan Negatif Nadiem Makarim Diungkap Gibran: Dicuekin Pak Menteri...
Puan Maharani Belum Juga Baca Surat Pemakzulan Wapres Gibran: Masih Banyak yang Menumpuk
Tiga Tahun Otsus Papua: BP3OKP Dinilai Gagal Hadirkan Keadilan dan Wapres Gibran Gagal