Di Thailand sendiri, data menyebutkan bahwa 80 persen kematian akibat XEC terjadi pada lansia, sementara anak-anak juga termasuk dalam kelompok yang berisiko terinfeksi.
Para ilmuwan menyebut bahwa XEC tidak menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya.
Namun, kecepatannya dalam menular membuat banyak negara meningkatkan kewaspadaan, terutama karena subvarian ini sudah menyebabkan gelombang infeksi besar di Amerika Serikat pada akhir 2024.
Varian yang masih beredar di Indonesia adalah JN.1 dan turunannya—sama seperti yang ditemukan di negara tetangga, Malaysia.***
Artikel Terkait
Ramai Virus HMPV, Peneliti Indonesia Bilang Jangan Takut: Ini Perbedaannya dengan COVID-19 dan Influenza
IHSG Terpuruk! Perbandingan Krisis 1998, Pandemi Covid-19, dan 2025: Seberapa Parah?
Kasus Covid-19 Naik Lagi Periode April hingga Mei 2025 di Singapura dan Thailand, Begini Respons Kemenkes
Kemenkes Antisipasi COVID-19 'Ngamuk' di Singapura, Thailand, Hong Kong
Varian Baru COVID-19 XEC di Thailand, Menular 7 Kali Lebih Cepat: Sudah Masuk ke Indonesia?