Bila Jokowi mulai kuliah pada 1980, maka pada Januari 1982 seharusnya dia sudah berada di tahun ketiga perkuliahan, bukan baru membayar semester kedua.
Seorang pengguna Twitter dengan akun @twi**** menulis: “Kalau masuk 1980, maka pada 1982 sudah semester 4. Ini baru bayar semester 2? Angka-angkanya tidak masuk akal.”
Komentar tersebut merujuk pada logika umum sistem perkuliahan di Indonesia, di mana satu tahun akademik terbagi menjadi dua semester, masing-masing berlangsung selama enam bulan.
Sorotan lainnya datang dari format kuitansi itu sendiri.
Akun @saw**** menyebut bahwa bentuk kuitansi seperti itu bersifat generik dan tidak spesifik menunjukkan jenjang atau tingkat studi mahasiswa.
“Semua angkatan dapat format yang sama. Tidak bisa jadi bukti kuat untuk menentukan tahun masuk kuliah,” tulisnya.
Di luar dokumen SPP, kritik juga diarahkan pada transkrip nilai Jokowi yang pernah ditampilkan ke publik. Dalam dokumen tersebut, terdapat sejumlah nilai D yang menjadi bahan perdebatan.
Sejumlah netizen menyebut nilai rendah seperti itu biasanya mewajibkan mahasiswa untuk mengulang mata kuliah.
Akun @raj**** menyindir: “Kok bisa KKN dalam waktu tiga tahun, padahal banyak nilai D? Bukannya kalau nilai D harus mengulang? Tapi ini malah cepat KKN. Hebat sekali.”
KKN atau Kuliah Kerja Nyata umumnya dijalani oleh mahasiswa yang telah menuntaskan sebagian besar beban akademik mereka.
Selain itu, pernyataan bahwa Jokowi menjalani KKN pada tahun 1983 juga menimbulkan kontradiksi waktu.
Bila pada awal 1982 ia masih berada di semester kedua, maka tidak logis jika hanya satu tahun setelahnya ia sudah cukup layak menjalani KKN.
Akun @sou**** menegaskan hal ini: “Dia klaim KKN 1983. Tapi 1982 masih semester dua? Ini kontradiktif. Masa kuliah itu nggak bisa dilompati semudah itu.”
Baca Juga: Pebisnis Jan Hwa Diana Jadi Tersangka, Simpan Ratusan Ijazah Pegawai, Ini Lokasinya Ditahan
Artikel Terkait
Breaking News: Bareskrim Polri Ungkap Hasil Labfor Ijazah UGM Jokowi, 100 Persen Asli
Bareskrim Sebut Skripsi Jokowi Diarsip Digital oleh UGM Tahun 2019