Kemudian, informasi itu diperkuat dengan argumentasi hingga akhirnya Kejagung masuk dalam penyelidikan kasus tersebut.
"Informasinya itu yang diolah. Ya, pastilah ada informasi yang misalnya itu ada permainan tuh di soal import minyak mentah misalnya," ungkapnya.
"Lalu setelah dikaji, oh iya ya, kenapa dulu ada informasi soal kualitas jelek? Apakah ada kaitannya, misalnya terjadi 2019 waktu Covid," terangnya.
Baca Juga: Dugaan Pertalite Dioplos Jadi Pertamax Berkah Buat SPBU Shell: Antre Pembeli di Mana-mana
Pihaknya kemudian melakukan pendalaman pada tahun 2024 lalu.
"Tapi peristiwa-peristiwa itu dijadikan merangkai, menguatkan argumentasi kita untuk masuk," pungkasnya.
Kekinian, isu oplosan pertamax dari pertalite itu menyebabkan keresahan di masyarakat.
Bahkan, terjadi antrean panjang kendaraan baik sepeda motor maupun mobil di SPBU di luar Pertamina.***
Artikel Terkait
Kejagung Ungkap Peran 2 Tersangka Baru di Kasus Impor Minyak Mentah Pertamina Patra Niaga
Jokowi Ketemu Puan Maharani, Tanya Kabar Megawati Soekarnoputri
Natalius Pigai: Kepala Daerah yang Tak Tegakkan Laksanakan HAM Menentang Astacita Prabowo
Kejagung: Kerugian Korupsi Oplosan Pertamax Kemungkinan Lebih dari Rp193,7 Triliun Setahun
Dugaan Pertalite Dioplos Jadi Pertamax Berkah Buat SPBU Shell: Antre Pembeli di Mana-mana