KONTEKS.CO.ID - Modus dan cara oknum polisi memeras warga negara asing (WNA) penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 menggunakan IMEI dan nomor ponsel.
Kevin Husin, korban asal Jakarta Utara menyebutkan, dengan itu para oknum itu kemudian menyergap warga WNA Malaysia saat sedang tidur di hotel.
Menurutnya, para oknum tersebut menemukan keberadaan korban melalui International Mobile Equipment Identity atau IMEI dan nomor ponsel lalu melakukan pemerasan.
Baca Juga: Maksimalkan Jiwa Seni Kalian, yuk Ikutan Kompetisi Musik MyTelkomsel
Mereka, kata dia, mendapatkan nomor ponsel di luar gedung saat pergelaran konser.
"Saya sedikit banyak mengerti bagaimana mereka cek posisi dengan membaca IMEI atau apa, karena saya juga diperlakukan begitu oleh mereka," ungkapnya dalam siniar YouTube Liputan6 mengutip Senin 20 Januari 2025.
Kevin lantas mengungkapkan cara yang diduga para oknum polisi tersebut lakukan untuk mendapatkan nomor ponsel dan IMEI.
Baca Juga: Gaya Usha Vance Dipuji, Melania Trump Mantel Keluaran Eropa, Langsung Kena Kritik
Di parkiran gedung konser, kata dia, di antara polisi berseragam yang berjaga ada pedagang kaki lima yang berjualan menggunakan kode 'mega' untuk obat-obatan terlarang atau drugs.
"Kok ada ya pedagang kaki lima jualin barang, barang itu dalam artian mereka pakai kode 'mega', 'bang mega bang, dek mega dek'," ujarnya.
Para pedagang itu, bertransaksi dengan penonton dengan cara transfer. Kemudian diminta nomor ponsel untuk memberikan barang yang dibeli.
Baca Juga: Orang Kepercayaan Donald Trump Sebut AS Ingin Merelokasi Warga Gaza Palestina ke Indonesia
"Nah, di situlah terjadi pertukaran nomor (ponsel). Dan kemungkinan dari nomor ini langsung dibolak-balik datanya oleh mereka," jelasnya.